Jakarta, 3 Mei 2021 – Perusahaan rintisan (startup) kuliner multi-brand Hangry hari ini mengumumkan pendanaan Seri A sebesar US$ 13 juta (setara dengan Rp 188 miliar) yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures, dengan partisipasi dari Atlas Pacific Capital, SALT Ventures, dan Heyokha Brothers. Dengan pendanaan terbaru ini, Hangry menargetkan ekspansi nasional pada tahun 2021 dan 2022.
Hangry adalah startup kuliner yang memiliki konsep cloud kitchen dan multi-brand. Didirikan pada tahun 2019 oleh Abraham Viktor, Robin Tan, dan Andreas Resha, Hangry memiliki misi untuk menyediakan berbagai pilihan makanan dan minuman yang lezat, mudah didapat, dan dengan harga yang terjangkau. Dengan model bisnis yang ringkas dan teknologi terkini, Hangry dapat menghadirkan pilihan berkualitas dengan harga terjangkau bagi konsumen di daerah perkotaan Indonesia. Saat ini, Hangry memiliki beberapa merek ternama dengan menu beragam, seperti: Moon Chicken (ayam goreng ala Korea), San Gyu (masakan otentik Jepang), dan Ayam Koplo (ayam geprek dan berbagai hidangan ayam) – semua tersedia dengan harga terjangkau mulai dari Rp15.000 sampai dengan Rp70.000 per porsi. Hangry juga telah meluncurkan aplikasi daringnya yang memungkinkan pelanggan memesan dari brand-brand Hangry dalam satu kali pesanan. Selain itu, sajian Hangry juga dapat ditemukan di aplikasi pemesanan makanan lainnya seperti GoFood dan GrabFood.
Baca Juga: Pendanaan Seri A dan Manfaatnya bagi Perusahaan Startup
Sebagai sebuah perusahaan rintisan, Hangry memiliki ambisi besar untuk dicapai: menjadi perusahaan kuliner global di tahun 2030, dimulai dengan menjadi perusahaan makanan dan minuman terbesar di Indonesia di tahun 2025. Pandemi yang sedang terjadi pun tidak mempengaruhi ambisi ini. Meskipun sempat mengalami tantangan di awal pandemi, Hangry berhasil bertahan dan berkembang di tengah tantangan perekonomian serta pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah. Tahun lalu, Hangry berhasil membuka lebih dari 35 outlet dan tumbuh hingga 22x hanya dalam kurun waktu satu tahun.
“Tidak banyak brand makanan dan minuman global yang memiliki sajian yang benar-benar berkualitas, pun yang berasal dari Indonesia. Ini yang menjadi cita-cita kami. Kami mulai dari sebuah ruko kecil dan akan terus berkembang ke kota-kota besar di Indonesia lalu ke negara-negara Asia Tenggara,” ungkap Abraham Viktor, Co-founder & CEO Hangry. “Dalam jangka panjang, Hangry ingin menjadi brand yang tumbuh bersama konsumen, hadir pada tiap momen mereka dan membuat momen tersebut menyenangkan. Hal ini pula yang membuat kami membangun banyak brand dan terus mengembangkan brand kuliner kami, sehingga kami dapat memenuhi perbedaan selera dan ketertarikan yang dimiliki pelanggan,” lanjut Abraham.
Hangry menerima pendanaan institusional pertamanya sebesar US$3 juta (Rp 43 miliar) dari Alpha JWC Ventures dan Sequoia Capital melalui program akselerator Surge pada tahun 2020, dan tumbuh pesat sejak saat itu. Melalui pendanaan Seri A ini, Hangry akan meneruskan misinya dengan melakukan ekspansi membangun lebih dari 120 outlet secara keseluruhan, dengan target meluncurkan 20+ restoran dine-in di tahun 2021.
Baca Juga: Manfaat Modal Ventura dalam Mengembangkan Startup
“Konsep bisnis Hangry adalah multi-brand dan multi-channel untuk membawa banyak pilihan dengan berbagai jalan bagi konsumen. Karena itu, membuka restoran untuk makan di tempat memang sudah ada di dalam perencanaan kami selama ini, hanya saja kami tunda karena pandemi. Tahun lalu kami memutuskan untuk fokus dengan konsep cloud kitchen dan hal ini telah menjadi kunci kesuksesan Hangry. Kini, masyarakat sudah mulai siap untuk kembali beraktivitas normal, termasuk untuk makan ke luar, dan ini adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan restoran Hangry,” jelas Abraham.
“Rencana besar tersebut serta performa bisnis kami yang kuat selama pandemi adalah alasan kami dapat meraih pendanaan Seri A dan kepercayaan dari para investor untuk bekerja sama untuk mencapai target-target kami ke depannya. Bagi kami, melanjutkan kemitraan dengan Alpha JWC Ventures yang merupakan salah satu investor terkuat Indonesia serta pendukung Hangry sejak awal adalah pilihan terbaik, terutama untuk memenangkan pasar Indonesia dan regional ke depannya. Selain itu, investor baru kami memberikan nilai kuat lainnya bagi Hangry, SALT Ventures datang dengan keahliannya di bidang media serta Atlas Pacific Capital dan Heyokha Brothers membawa pengalaman regional dan global yang sangat mendukung rencana jangka panjang kami. Bersama mereka, kami yakin jalan untuk mencapai ambisi global Hangry akan semakin mulus.”
“Sebagai investor awal mereka, apa yang telah dicapai Hangry sejauh ini membuktikan kepercayaan kami pada mereka sejak awal. Dengan fokus pada pelanggan dan eksekusi yang efektif, Hangry selalu mengutamakan kesempurnaan dari segi rasa produk dan pengalaman layanan. Dalam kurun waktu 1,5 tahun, Hangry berhasil meluncurkan berbagai brand dengan ragam rasa dan kategori, dan hampir semuanya menjadi produk terbaik dengan peringkat teratas di berbagai platform – ini adalah contoh nyata dari inovasi berbasis product market fit. Ini hanyalah permulaan dari perjalanan Hangry untuk menjadi brand makanan dan minuman lokal teratas di Indonesia, dan kami bangga dapat menjadi bagian dari perjalanan ini bersama mereka,” kata Eko Kurniadi, Partner di Alpha JWC Ventures.
Baca Juga: Venture Capital Terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara
“Model bisnis Hangry yang luar biasa telah terbukti mampu bertahan dari krisis. Terlepas dari pandemi, Hangry telah menunjukkan pertumbuhan yang fenomenal, membuka lebih dari 35 outlet di tahun 2020 saja. Hal penting lainnya adalah pendirinya, Abraham Viktor. Ia adalah seorang pendiri visioner dan orang yang memiliki integritas. Sejak awal, salah satu tujuan utama SALT Ventures adalah untuk menciptakan ekosistem kreatif yang berdampak di mana semua pendiri di dalam ekosistem ini dapat memberikan nilai positif satu sama lain. Penambahan Hangry ke ekosistem kami tentunya akan membawa dampak positif yang sangat besar bagi semua pendiri dari bisnis di dalam ekosistem SALT,” kata Danny Sutradewa, Managing Partner di SALT Ventures.