Agar dapat berkembang, sebuah startup perlu mendapatkan pendanaan dari berbagai sumber, mulai dari bank hingga modal ventura. Semuanya tentunya memiliki perbedaan dan sisi positif serta negatif masing-masing.
Umumnya, startup mendapatkan pendanaan dari bank maupun modal ventura. Perolehan pendanaan digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda, disesuaikan dengan tahap perkembangan startup.
Ada yang menggunakannya untuk menambah karyawan atau Sumber Daya Manusia (SDM), ‘bakar uang’ untuk promosi atau strategi marketing, ekspansi perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri, hingga pengembangan atau inovasi produk dan layanan.
Lantas apa perbedaan di antara pendanaan bank dan modal ventura? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini!
Baca Juga: Apa Itu Venture Capital? Ini Pengertian dan Tujuannya
Perbedaan Posisi
Perbedaan pertama adalah posisi, dalam arti relasi di antara pihak yang mendanai dan didanai. Untuk pendanaan dari bank, bank merupakan pihak debitur sedangkan perusahaan bertindak sebagai pihak kreditur.
Bank memberikan pinjaman kepada startup, sehingga secara otomatis perusahaan merupakan peminjam dana dalam relasi pendanaan tersebut.
Sementara itu, pada permodalan ventura, posisi antara penerima dan pemberi dana relatif lebih setara. Venture capital bertindak sebagai pemberi dana dan penerima dananya adalah perusahaan startup.
Venture capital dalam hal ini adalah perusahaan investor yang mendanai startup, sedangkan perusahaan startup yang menerima dana disebut sebagai perusahaan pasangan usaha (PPU). Dengan demikian, posisi keduanya merupakan rekan kerja.
Baca Juga; 5 Manfaat Modal Ventura dalam Mengembangkan Startup
Perbedaan Jenis Pembiayaan
Perbedaan selanjutnya dari permodalan bank dan modal ventura adalah jenis pembiayaannya. Saat perusahaan mendapatkan pembiayaan dari bank, biaya yang didapat merupakan dana dalam bentuk pinjaman.
Seperti pinjaman dana pada umumnya, selain pokok pinjaman, ada juga bunga pinjaman yang harus dikembalikan. Nilai bunga pinjaman bergantung pada aturan pemerintah. Tinggi atau rendahnya besaran bunga pinjaman biasanya tidak merugikan perusahaan penerima dana.
Namun demikian, pembiayaan dari bank jauh lebih terbatas dibandingkan dengan venture capital karena merupakan uang masyarakat, sehingga ada batasan ke mana saja uang boleh diinvestasikan.
Pada venture capital, dana yang diberikan kepada perusahaan startup berbentuk penyertaan modal. Modal tersebut dimasukkan ke dalam modal usaha. Berbeda dengan bank, dalam hal ini dana bukan berstatus pinjaman melainkan lebih seperti hibah dengan perjanjian tertentu.
Baca Juga: Macam-Macam Modal Ventura yang Perlu Diketahui
Ada beberapa cara pembiayaan oleh perusahaan modal ventura, yaitu:
-
Penyertaan modal langsung
Penyertaan modal langsung atau disebut juga penyertaan modal ventura (PMV) dilakukan dengan cara mengambil sejumlah saham dari PPU yang bersangkutan. Cara ini dikenal juga dengan sebutan equity financing atau pembiayaan langsung.
Pembiayaannya berupa penyertaan saham, sehingga PPU harus sudah berbentuk badan hukum perseroan terbatas.
-
Semi equity financing
Kemudian ada juga semi equity financing di mana pembiayaan dilakukan dengan cara membeli obligasi konversi atau convertible bond yang diterbitkan PPU. Cara ini banyak disukai oleh kedua pihak, baik perusahaan modal ventura maupun PPU karena bersifat lebih fleksibel.
-
Bagi hasil
Selain kedua cara di atas, ada juga cara pembiayaan dengan bagi hasil. Cara ini menekankan pada aspek bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh perusahaan startup.
Cara pembiayaan bagi hasil merupakan modifikasi untuk mengakomodasi kendala pembiayaan bagi badan usaha yang belum berbadan hukum.
Apabila bisnis berjalan lancar, maka investor akan mendapatkan timbal balik berupa keuntungan yang disebut dengan capital gain.
Baca juga: Cara Mendapatkan Pendanaan dari Modal Ventura
Perbedaan Risiko
Selain perbedaan posisi dan jenis pembiayaan, ada juga perbedaan risiko. Risiko di sini lebih ditanggung oleh pihak pemberi dana.
Pada bank, risiko yang ditanggung adalah jika perusahaan yang meminjam dana tidak berhasil atau tidak disiplin mengembalikan pinjaman, misalnya kredit macet.
Sedangkan pada venture capital, risiko terbesar adalah uang tidak akan kembali karena perusahaan mengalami kebangkrutan atau pailit.
Keduanya tentu merugikan pihak pemberi dana, baik bank maupun perusahaan modal ventura. Apalagi, keduanya tidak dapat dikontrol oleh pihak pemberi dana.
Baca Juga: 6 Karakteristik Modal Ventura yang Perlu Diketahui
Semua tergantung kepada kemampuan startup untuk meraih keuntungan dari bisnis yang dijalankannya.
Perusahaan modal ventura risikonya lebih tinggi karena biasanya menyasar perusahaan startup yang belum mendapatkan akses ke perbankan. Sebab, modal ventura merupakan lembaga yang mengumpulkan dana dari banyak investor.
Mereka adalah orang-orang yang siap mendanai usaha dengan profil risiko tinggi sekalipun. Konsekuensinya, mereka juga mengharapkan timbal balik yang besar.
Karena itulah, venture capital juga biasanya lebih selektif dalam memilih startup yang akan didanai. Aspek yang paling sering dilihat utamanya ide bisnis hingga target pasar yang mampu dijangkau.
Baca juga: Daftar 12 Venture Capital Terbaik di Asia Tenggara
Jangka Waktu
Terakhir, perbedaan yang ada di antara pendanaan dari bank dan modal ventura adalah jangka waktu. Pada pinjaman modal dari bank, jangka waktu pengembalian dana bergantung pada perjanjian awal.
Ada pinjaman dengan jangka waktu pendek, sedang, dan panjang.
Sedangkan pada perusahaan modal ventura, pilihannya lebih terbatas, yaitu jangka waktu antara lima hingga sepuluh tahun.
Apabila perusahaan meminjam modal ke bank, penyelesaian kontrak dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan mengembalikan dana. Kedua dengan cara membatalkan kontrak pinjam.
Baca Juga: Perusahaan Venture Capital Terbaik di Dunia
Sementara itu, pada perusahaan modal ventura, kontrak pinjaman akan otomatis terhenti saat venture capital melakukan divestasi.
Itu dia perbedaan pendanaan dari bank dan modal ventura. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa pendanaan dari bank bersifat lebih rigid dan terbatas, sedangkan pendanaan modal ventura berpotensi lebih besar dalam hal jumlah.
Namun, perlu diingat bahwa keduanya juga memiliki risiko masing-masing. Untuk itu, sebelum memutuskan dari mana akan mencari sumber pendanaan, pahami terlebih dahulu masing-masing kekurangan dan kelebihannya.