Dalam menjalankan usaha, tidak menutup kemungkinan akan terjadi berbagai proses bisnis pada perusahaan, termasuk merger. Jika dijabarkan secara sederhana, merger adalah penggabungan secara sukarela dua atau lebih perusahaan yang sudah ada menjadi sebuah bisnis baru. Biasanya, perusahaan-perusahaan yang bergabung kurang lebih memiliki ukuran, pelanggan, dan skala operasi yang serupa. Selama merger, perusahaan seringkali memiliki klausul no-shop untuk mencegah pembelian atau merger oleh perusahaan tambahan.
Penyatuan perusahaan ini biasanya dilakukan dengan transfer kepemilikan melalui pertukaran saham atau pembayaran tunai. Pada dasarnya, perusahaan-perusahaan yang melakukan merger merelakan saham mereka dan menerbitkan saham lain sebagai perusahaan baru.
Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan yang berhasil melakukan merger, salah satunya adalah PT Lippo Karawaci Tbk. Setidaknya ada delapan perusahaan yang tergabung dalam Grup Lippo, yaitu PT Lippo Land Development Tbk, PT Siloam Healthcare Tbk, PT Kartika Abadi Sejahtera, PT Aryaduta Hotels Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT Sumber Waluyo, PT Metropolitan Tatanugraha, dan PT Ananggadipa Berkat Mulia.
Perusahaan hasil merger akan memiliki beberapa kelebihan seperti aset gabungan, kompetensi perusahaan yang meningkat, dan penguasaan yang lebih kuat pada pasar. Namun, seperti proses bisnis lainnya, merger tidak selalu berdampak baik pada perusahaan. Ada tantangan yang cukup berisiko yang dapat dihadapi oleh perusahaan jika melakukan merger. Namun, sebelum membahasnya lebih jauh, mari kita simak terlebih dahulu jenis-jenis merger yang dilakukan perusahaan.
Baca Juga: 8 Perbedaan Merger dan Akuisisi dalam Bisnis
Jenis-Jenis Merger
Terdapat berbagai jenis merger, tergantung pada tujuan perusahaan yang terlibat, berikut beberapa jenis merger yang paling umum:
-
Merger konglomerat
Merger konglomerat adalah penggabungan antara dua atau lebih perusahaan yang terlibat dalam kegiatan bisnis yang tidak terkait. Perusahaan yang melakukan merger dapat beroperasi di industri yang berbeda atau beroperasi di wilayah geografis yang berbeda.
Merger konglomerat melibatkan dua perusahaan yang berbeda dan tidak memiliki kesamaan. Merger antara organisasi yang beroperasi dalam kegiatan bisnis yang tidak terkait ini bertujuan untuk mendapatkan produk atau perluasan pasar.
Perusahaan tanpa faktor tumpang tindih hanya akan bergabung jika perusahaan dapat menciptakan sinergi yang mencakup peningkatan nilai, kinerja, dan penghematan biaya.
-
Merger horizontal
Merger horizontal adalah penggabungan perusahaan yang beroperasi di industri yang sama. Merger biasanya merupakan bentuk konsolidasi antara beberapa pesaing yang menawarkan produk atau layanan serupa.
Merger seperti ini biasa terjadi di industri dengan lebih sedikit perusahaan, dan tujuannya adalah untuk menciptakan bisnis yang lebih besar dengan pangsa pasar dan skala ekonomi yang lebih besar karena persaingan di industri yang jumlah perusahaannya lebih sedikit, cenderung tinggi.
-
Merger vertikal
Merger vertikal adalah penggabungan dua perusahaan yang beroperasi di lini rantai pasok yang sama. Penggabungan biasanya dilakukan demi meningkatkan sinergi melalui pengurangan biaya, akibat dari penggabungan beberapa perusahaan pemasok.
Biasanya, merger vertikal dilakukan oleh sebuah bisnis utama dengan perusahaan yang membantu operasionalnya seperti perusahaan pemasok atau distributor.
-
Merger perluasan pasar
Merger jenis ini dilakukan dua perusahaan yang menjual produk atau jasa yang sama, tetapi bersaing di pasar yang berbeda. Perusahaan yang terlibat dalam merger perluasan pasar berusaha untuk mendapatkan akses ke pasar yang lebih besar dan basis klien yang lebih besar.
-
Merger perluasan produk
Merger perluasan produk juga dikenal sebagai merger kongenerik. Ini merupakan penggabungan dari dua atau lebih perusahaan yang beroperasi di pasar atau sektor yang sama dengan faktor-faktor yang saling tumpang tindih, seperti teknologi, pemasaran, proses produksi, serta penelitian dan pengembangan (R&D). Merger perluasan produk dicapai ketika lini produk baru dari satu perusahaan ditambahkan ke lini produk yang ada dari perusahaan lain. Ketika dua perusahaan menjadi satu di bawah perluasan produk, mereka dapat memperoleh akses ke kelompok konsumen yang lebih besar dan, pangsa pasar yang lebih besar.
Baca Juga: Apa Itu Due Diligence, Jenis, dan Prosesnya
Alasan Perusahaan Melakukan Merger
Ada beberapa alasan yang biasanya menjadi pertimbangan perusahaan sebelum melakukan merger, termasuk karena dinilai membawa banyak keuntungan seperti:
-
Meningkatkan kemampuan finansial
Merger adalah salah satu jalan yang bisa ditempuh untuk mengatasi masalah kemampuan finansial suatu perusahaan untuk mendukung operasi bisnis.
-
Sinergi
Dua perusahaan yang melakukan merger diharapkan akan membawa keuntungan lebih banyak bagi para shareholder-nya. Biasanya, sinergi bisa diraih dengan cara merger. Sinergi akan meningkatkan nilai bisnis perusahaan setelah penggabungan dilakukan. Terdapat dua jenis sinergi, yaitu sinergi pendapatan dan biaya. Sinergi pendapatan adalah sinergi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Hal ini dilakukan melalui ekspansi pasar, diversifikasi produk, aktivitas riset dan pengembangan, dan lain-lain. Sementara sinergi biaya adalah terciptanya struktur biaya yang lebih rendah akibat merger yang meningkatkan skala ekonomi perusahaan, membuka akses teknologi baru, dan penghapusan biaya-biaya tertentu.
-
Diversifikasi
Merger adalah salah satu cara yang biasa dilakukan pebisnis untuk mewujudkan diversifikasi. Diversifikasi adalah upaya untuk menambah produk atau layanan jasa yang ditawarkan guna mengurangi tingkat risiko atau kemungkinan rugi yang mungkin terjadi dalam operasi perusahaan.
-
Akuisisi aset
Merger juga dapat dilakukan dengan tujuan mendapatkan aset tertentu atau akuisisi aset yang sulit diperoleh dengan metode lain, biasanya terkait teknologi.
-
Pajak
Sebuah perusahaan yang mendapat pendapatan kena pajak yang besar bisa melakukan merger dengan perusahaan yang memiliki kompensasi atas kerugian pajak yang juga besar. Jika keduanya sudah bergabung, total kewajiban pajak perusahaan yang dikonsolidasi menjadi lebih rendah dibanding kewajiban pajak perusahaan saat berdiri sendiri.
Baca Juga: Apa Itu Akuisisi dalam Bisnis? Ini Pengertiannya
Risiko Merger
Setiap proses bisnis tentu memiliki risikonya masing-masing, termasuk saat perusahaan memutuskan untuk merger. Penggabungan perusahaan harus mempertimbangkan apa saja tantangan yang mungkin terjadi jika keputusan itu dibuat, seperti:
-
Retensi karyawan
Restrukturisasi adalah hal yang wajar terjadi setelah perusahaan merger. Perubahan akibat penggabungan perusahaan ini dapat berdampak pada retensi karyawan.
Perusahaan harus bisa membuat seluruh karyawan merasa aman dan percaya meskipun terjadi perubahan untuk menghindari tingkat turnover karyawan yang tinggi. Sebab, jika banyak pekerja yang keluar, perusahaan akan membutuhkan banyak waktu dan biaya untuk merekrut orang-orang baru. -
Merusak persaingan sehat
Merger berpotensi merusak persaingan sehat karena cakupan di pasar yang terlalu besar, khususnya jika bisnis yang merger adalah dua perusahaan besar. Di beberapa negara, terdapat pihak berwenang yang mengatur dan memastikan persaingan tetap sehat.
-
Kegagalan integrasi
Integrasi adalah sebuah proses atau tindakan untuk menyatukan komponen lebih kecil ke dalam satu sistem. Kegagalan melakukan integrasi adalah salah satu penyebab gagalnya penggabungan perusahaan. Oleh sebab itu, rencana integrasi antara dua perusahaan penting disusun sebelum terjadinya tanda tangan kontrak.
-
Mempertahankan kepercayaan stakeholder
Satu hal yang perlu disadari bahwa tidak semua stakeholder senang dengan keputusan merger. Salah satu risiko besar yang dihadapi perusahaan ketika berencana merger adalah kehilangan kepercayaan stakeholder penting dalam operasi perusahaan, seperti karyawan, distributor, pemasok, dan lainnya.
-
Masalah hubungan internasional
Merger juga bisa dilakukan oleh perusahaan antarnegara. Tantangan yang dapat terjadi jika perusahaan antarnegara melakukan merger adalah perbedaan kebudayaan dan masalah bahasa. Perusahaan tentu membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
Itulah beberapa hal penting yang perlu kita ketahui tentang proses merger perusahaan. Bisakah Anda sebutkan perusahaan lainnya di Indonesia yang sukses melakukan merger?