Istilah founder kerap disebutkan dalam pembahasan terkait startup. Founder seolah bagian yang tidak terpisahkan dari startup.
Lalu apa makna founder? Apa saja perannya dalam perusahaan? Yuk, simak tulisan ini sampai selesai biar makin paham!
Baca juga: Kelebihan Gaya Kepemimpinan Transformasional pada Startup
Apa Itu Founder Startup?
Jika diterjemahkan dari bahasa Inggris, arti founder adalah pendiri. Dalam konteks perusahaan atau startup, founder adalah orang yang pertama menemukan ide untuk mendirikan perusahaan atau startup tersebut.
Contoh founder yang sudah dikenal namanya di seluruh dunia adalah Bill Gates dan Paul Allen. Keduanya merupakan founder dari perusahaan teknologi yang telah mendunia, Microsoft. Sementara itu, founder startup Indonesia yang dikenal khalayak adalah Nadiem Makarim, sang pendiri Gojek.
Selain founder, kita mengenal posisi owner dan CEO ketika membicarakan tentang startup. Apakah founder, owner, dan CEO berada pada posisi yang sama dalam struktur perusahaan? Atau berbeda tetapi dapat diisi oleh satu orang yang sama?
Ketiga posisi tersebut berbeda. Jika founder merujuk kepada pendiri, CEO lebih merujuk kepada direktur utama yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan perusahaan. Bukan hanya mengawasi, CEO juga bertugas memimpin dan merancang serta menerapkan strategi perusahaan.
Baca Juga: Metode Lean Startup: Prinsip dan Tujuannya untuk Bisnis
CEO juga berfungsi sebagai wajah dari sebuah perusahaan. Mereka bukan hanya mengkomunikasikan kebijakan perusahaan kepada para petinggi, tetapi juga kepada masyarakat luas.
Peran CEO di perusahaan sangat penting, karena mereka bertanggung jawab untuk membuat keputusan dalam skala besar. Di perusahaan yang skalanya lebih kecil, peran CEO bisa lebih luas lagi sampai ke ranah operasional, keuangan, dan lain-lain.
Sementara itu, owner dalam bahasa Indonesia berarti pemilik. Dalam konteks perusahaan atau startup, owner merujuk kepada pemilik bisnis, baik perseorangan maupun kelompok.
Artinya, investor yang tidak berkontribusi langsung pada perusahaan juga bisa disebut owner.
Menjawab pertanyaan di atas, founder biasanya juga berperan sebagai owner dan CEO di perusahaan yang didirikannya, khususnya pada awal masa pendirian dan pengembangan. Jika di kemudian hari founder melepaskan saham kepemilikan di perusahaan, ia akan tetap berstatus sebagai founder.
Baca Juga: 10 Skill yang Dibutuhkan untuk Menjadi Founder Startup
Tugas Founder dalam Perusahaan Startup
Setelah memahami pengertian founder, kini waktunya berkenalan dengan tugas founder dalam perusahaan startup.
Sebelumnya, telah disebutkan bahwa founder merupakan pendiri dari sebuah perusahaan. Mendirikan perusahaan tentunya memiliki sejumlah konsekuensi. Ada sangat banyak hal yang perlu diurus. Karena itu, tugas founder dalam perusahaan startup pun tidak sedikit.
Berikut beberapa tugas founder dalam perusahaan startup:
1. Membentuk tim yang baik
Mendirikan perusahaan bukan hal yang mudah dan tidak bisa dilakukan seorang diri. Founder harus mengajak orang-orang terpercaya untuk bergabung ke dalam timnya.
Karena itulah, biasanya ada yang disebut co-founder. Co-founder adalah orang yang memiliki kemampuan yang saling melengkapi dengan founder.
Misalnya, founder lebih ahli dalam urusan keuangan, sedangkan co-founder lebih mahir mengurus SDM. Perbedaan yang saling melengkapi ini jadi komposisi bagus untuk membentuk sebuah tim.
Tim yang baik adalah yang dapat saling mengisi peran untuk mengembangkan perusahaan. Simak penjelasan lebih lengkap terkait tips membentuk tim yang baik di perusahaan dengan mengunduh ASEAN’s Growth & Scale Talent Playbook.
Baca Juga: 7 Cara Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja Perusahaan Startup
2. Menentukan visi perusahaan
Tanpa adanya visi, sebuah organisasi—dalam hal ini perusahaan—tidak akan pernah maju. Di awal pendirian, founder sudah harus memiliki visi yang jelas bagi perusahaan.
Bukan hanya soal tujuan, tetapi juga cara untuk mencapai tujuan tersebut. Cara-cara inilah yang nantinya akan diturunkan dalam bentuk strategi perusahaan.
3. Mengembangkan rencana bisnis
Selanjutnya, founder juga harus bisa merancang dan mengembangkan rencana bisnis. Sejak awal juga sudah harus ada rencana bisnis yang jelas agar dapat segera diikuti oleh karyawan.
Setelah bisnis berjalan beberapa waktu dan mulai berkembang, founder bisa merekrut orang lain untuk membantu merencanakan bisnis dan memastikan semua pegawai mengikuti rencana tersebut.
4. Mencari pendanaan awal
Ini juga merupakan tugas founder yang sangat penting. Tanpa pendanaan yang cukup, startup tidak akan berkembang.
Founder dapat mencari pendanaan dari pinjaman, modal ventura, atau merogoh kantong pribadi untuk mendanai perusahaannya di awal pendirian.
5. Membentuk dewan direksi
Di awal pendirian, founder perlu membentuk dewan direksi untuk membantu mengatur perusahaan. Selanjutnya, founder hanya perlu mengawasi hubungan antara perusahaan dengan dewan direksi.
Selain kelima tugas di atas, founder juga bertugas mengelola keuangan perusahaan jika belum merekrut Chief Financial Officer (CFO).
Baca Juga: Berbagai Posisi Penting dalam Struktur Organisasi Startup
Daftar Founder Startup di Indonesia dan Asia Tenggara
Di Indonesia dan Asia Tenggara, ada ribuan startup dengan kisahnya masing-masing. Ada yang berhasil menjadi unicorn dan decacorn, tetapi banyak juga yang masih terus berupaya untuk meraih pendanaan lebih dan mengembangkan bisnisnya.
Founder di balik startup tersebut juga tentunya memiliki kisah menarik seputar perjuangannya membangun perusahaan. Seperti apa ceritanya? Yuk, simak daftar lengkap pendiri startup dan kisahnya di bawah ini!
1. James Prananto – Kopi Kenangan
Di balik kesuksesan Kopi Kenangan, ada seorang James Prananto. James mendirikan perusahaan ini pada tahun 2017. Kemudian pada Desember 2021, Kopi Kenangan berhasil menjadi perusahaan new retail food and beverage (F&B) yang berstatus unicorn pertama di Asia Tenggara.
Hal ini berhasil dicapai setelah mendapatkan pendanaan seri C tahap pertama senilai US$96 juta atau sekitar Rp1,3 triliun. Strategi yang diterapkan oleh James Prananto ialah disrupsi, yaitu mengganti pola pikir yang ada di market.
Kopi Kenangan menjual kopi dengan model grab and go dan harganya jauh lebih murah dibandingkan kopi premium yang tersedia pada saat itu. Setelah itu, mereka gencar melakukan ekspansi di tanah air.
Sebelum mendirikan Kopi Kenangan, James Prananto sempat bekerja Head of Marketing PT MNC Aladin Indonesia (MisterAladin.com) dan juga Assistant Head of Investor Relations & Corporate Finance di PT Media Nusantara Citra Tbk.
Lulusan Master of Business Administration (M.B.A) Loyola Marymount University itu kini fokus kepada Kopi Kenangan dengan target IPO paling cepat tahun 2023.
2. Chris Halim & Raena Halim – Style Theory
Style Theory merupakan perusahaan yang menyediakan jasa sewa pakaian. Foundernya adalah pasangan suami istri asal Singapura, Chris Halim dan Raena Halim.
Mereka mendirikan Style Theory pada tahun 2016 karena merasa kecewa dengan keberadaan fast fashion industry. Keduanya pun terpikir untuk membuat jasa sewa pakaian high-fashion. Penyewa bisa menyewa baju bermerek selama satu bulan dan bebas memilih berapa pun baju yang ingin dipinjam.
Brand fashion ternama seperti Louis Vuitton, Gucci, dan Yves Saint Laurent adalah beberapa di antara produk yang disediakan. Chris dan Raena menjamin semua barang yang disewakan asli.
Sebelum mendirikan Style Theory, keduanya bekerja di korporasi. Chris Halim bekerja di Bain & Co, sedangkan Raena bekerja di Goldman Sachs.
Baca Juga: Pengusaha Muda Indonesia yang Sukses Memulai Bisnis dari Nol
3. Akshay Garg – Kredivo
Selanjutnya ada Akshay Garg, pria asal India yang merupakan founder dari Kredivo. Kredivo menawarkan kartu kredit digital berupa aplikasi di smartphone. Layanannya bermacam-macam, di antaranya pembiayaan untuk berbelanja melalui e-commerce bagi para penggunanya.
Pengguna dapat membayarkan kembali dalam jangka waktu 30 hari ke depan. Beberapa tahun ke belakang, startup kredit seperti Kredivo banyak bermunculan.
Startup yang semula bergerak di bidang lain pun tak ketinggalan menawarkan opsi pay later atau bayar nanti untuk mengakomodasi kebutuhan pengguna.
Kredivo termasuk salah satu startup yang berhasil dengan indikator pertumbuhan ebih dari 300% per tahun.
Menurut Akshay Garg, rahasia dari semua itu adalah tim yang baik dengan chemistry yang kuat. Berdiri sejak tahun 2015, Kredivo di bawah kendali Akshay menerapkan prinsip kerja keras diiringi komunikasi yang terbuka antar tim.
Akshay mengawali karirnya sebagai Analis Bisnis Deloitte Consulting (2001-2002) dan Analis Riset Utama International Labour Organization (2003-2004). Kemudian pada tahun 2006, Akshay membangun perusahaan bernama KOMLI Media. Ia berhasil mengembangkan KOMLI Media hingga menjadi perusahaan marketing technology terbesar di Asia Tenggara, yang kemudian diakuisisi oleh Axiata pada 2015. Pada tahun yang sama, Akshay mulai membangun FinAccel yang berkantor pusat di Indonesia.
4. Turochas “T” Fuad – Pace
Turochas Fuad yang biasa menyebut dirinya sebagai “T” ini merupakan founder dari perusahaan yang serupa dengan Kredivo, yaitu Pace—yang berpusat di Singapura dengan market Asia Tenggara serta sedang berupaya ekspansi ke seluruh Asia.
Pace baru didirikan pada tahun 2021 dan pada November tahun yang sama berhasil mendapatkan pendanaan seri A sebesar US$40 juta atau sekitar Rp595,5 miliar.Dari pendanaan tersebut, T menargetkan pertumbuhan user 25 kali lipat dalam satu tahun.
Sebelum mendirikan Pace, T telah mendirikan tiga perusahaan, yaitu WUF Networks, Inc. yang diakuisisi Yahoo pada tahun 2005, travelmob, dan Spacemob.
5. Indra Gunawan & Antonius Bong – Bobobox
Bobobox adalah perusahaan yang menyediakan hotel kapsul minimalis dengan teknologi konektivitas antar ruangan-ruangannya dengan menggunakan internet.
Indra Gunawan & Antonius Bong adalah dua orang founder yang mendirikannya dibantu sejumlah anggota tim di Bandung. Bobobox pertama kali diluncurkan pada tahun 2018 dan telah mendapatkan sejumlah pendanaan, termasuk seri A pada tahun 2020 senilai US$11,5 juta.
Kini Bobobox telah memiliki belasan cabang di Pulau Jawa.
Itu dia pengertian founder startup, perannya dalam perusahaan, dan juga beberapa contoh founder sejumlah perusahaan startup di Indonesia dan Asia Tenggara. Sudah jelas bahwa peran founder sangat penting, bukan hanya di awal pendirian perusahaan tetapi juga sampai ke tahap pengembangan.
Tanpa visi misi yang jelas dari founder, tim juga pasti akan kebingungan untuk memajukan perusahaan.