Jakarta, 5 Januari 2021 – Startup edukasi yang berbasis di Indonesia, Zenius, telah mengumumkan putaran pendanaan Pra-Seri B dengan jumlah yang tidak diungkapkan. Di tahap ini, investor baru Alpha JWC Ventures dan Openspace Ventures bergabung dengan Northstar, Kinesys, dan BeeNext yang telah lebih dulu mendukung Zenius melalui pendanaan Seri A di bulan Februari 2020 lalu. Zenius berencana menggunakan dana ini untuk mengembangkan platform-nya lebih jauh dalam memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang.
Sepanjang 2020, Zenius memperlihatkan pertumbuhan yang kuat. Pendapatan perusahaan tumbuh lebih dari 70% pada semester kedua tahun 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Zenius menggratiskan sebagian besar konten-konten yang ada di platform mereka selama paruh pertama tahun 2020 untuk mendukung inisiatif belajar dari rumah yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia di awal pandemi COVID-19. Zenius mulai mengadopsi model bisnis freemium setelah melakukan pembaruan aplikasi dan rebranding di bulan Juni 2020.
Zenius juga menjadi pemimpin pasar di segmen live class, dengan jumlah pertumbuhan pengguna lebih dari 10 kali lipat semenjak peluncurannya pada Maret 2020 hingga Desember 2020, dan memiliki tingkat retensi pengguna lebih dari 90%. Hampir 50% pendapatannya saat ini berasal dari segmen live class. Saat ini, kelas-kelas di Zenius rata-rata menerima rating 4,9 (dari 5), dengan jumlah kehadiran rata-rata mencapai 400 siswa, dan memecahkan rekor dengan 10.000 pengguna dalam satu sesi matematika selama 60 menit.
Baca Juga: Tahapan Pendanaan Startup: Dijelaskan dari Awal hingga IPO
Direktur Openspace Ventures Ian Sikora mengatakan, “Zenius adalah salah satu perusahaan ed-tech paling menjanjikan yang pernah kami lihat. Selama lebih dari satu dekade, mereka telah menunjukkan rekam jejak dengan memperlihatkan hasil pembelajaran yang terbukti berhasil dan menciptakan kembali core business-nya seiring dengan munculnya medium-medium baru. Kami percaya rekam jejak tersebut akan menjadi faktor pembeda utama dalam lanskap pendidikan yang berkembang pesat, dan kami berharap putaran baru pendanaan ini akan mendorong pertumbuhan Zenius lebih jauh”.
Sebagian besar kesuksesan Zenius dapat dilihat dari rekam jejaknya dalam menciptakan alumni yang sukses dalam 16 tahun terakhir. Pada Agustus 2020, Zenius merilis survei internal yang memperlihatkan lebih dari 15.000 penggunanya lulus ujian masuk perguruan tinggi nasional (UTBK). Secara umum, alumni Zenius telah diterima di 85 universitas negeri dan 8 politeknik, baik di dalam maupun luar negeri. Sebagian besar siswa mengaitkan keberhasilan UTBK mereka dengan video konsep Zenius, penjelasan dari tutor yang mudah, dan latihan pertanyaan yang membantu mereka dalam mengatasi kesenjangan keterampilan tertentu, yang semuanya memungkinkan mereka untuk mencerna konsep yang sulit dengan mudah.
“Sejalan dengan tujuan kami untuk membawa kompetensi Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia ke tingkat global, kami terus bekerja sepanjang waktu untuk mengembangkan fitur baru yang akan membantu siswa mendapatkan hasil pembelajaran terbaik melalui teknologi kami. Baru-baru ini kami meluncurkan fitur Automated Doubt-Solving melalui aplikasi kami dan WhatsApp. Fitur ini akan memberikan solusi kepada siswa hanya dengan menggunakan kamera di ponsel mereka. Sistem kemudian akan merekomendasikan video dan pertanyaan latihan untuk menjelaskan proses di balik solusi tersebut dan memungkinkan siswa secara aktif menerapkannya dalam rangkaian pertanyaan latihan yang diberikan. Hal ini akan menciptakan pengalaman belajar lebih mendalam yang berkontribusi pada pemikiran kritis siswa dan kemampuan untuk memecahkan masalah yang sulit dan konsep masa depan”, kata Rohan Monga, CEO Zenius sejak 2019 yang sebelumnya menjabat COO Gojek, decacorn lokal, selama empat tahun.
“Pengajar Zenius dilatih untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam mempelajari konsep secara kritis, membantu mereka untuk lulus ujian masuk perguruan tinggi di Indonesia, seperti UTBK,” kata Chief Education Officer dan Founder Zenius Sabda PS yang juga merupakan salah satu pengajar tingkat lanjutan di Zenius. “Bersama dengan tutor kami, kami telah mengembangkan perpustakaan konten pendidikan terbesar di Indonesia dengan lebih dari 90.000 video. Kami ingin memperbaiki peringkat Indonesia di OECD PISA. Oleh karena itu, kami telah memutuskan untuk terus memberikan akses gratis ke semua materi konsep K12 dan bank soal yang mengikuti kurikulum Indonesia.”
Baca Juga: Apa Itu Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn? Ini Perbedaannya
Eko Kurniadi, Partner & Investment di Alpha JWC Ventures juga mengatakan, “Dampak yang diberikan Zenius kepada ribuan pelajar Indonesia benar-benar unik. Zenius tidak hanya membuat para siswa diterima di universitas impian mereka, tetapi juga mengajarkan mereka keterampilan berpikir yang nyata, sehingga mereka memiliki landasan untuk menjadi pemimpin masa depan. Kami berbagi visi ini dengan Zenius, dan kami percaya bahwa bersama-sama, kami akan dapat mengubah lebih banyak kehidupan menjadi lebih baik dan menciptakan negara yang lebih berkembang.”
Pada tahun 2020, Zenius melakukan beberapa inisiatif dengan pendekatan multipihak untuk memberikan dampak yang lebih besar terhadap pelajar Indonesia. Zenius telah memperkuat kemitraannya dengan Telkomsel, penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Indonesia, pertama melalui Ilmupedia yang menawarkan kuota pembelajaran 30GB kepada siswa, kemudian Zenius Telkomsel Scholarship Test, yang membimbing lebih dari 15.000 siswa SMA dari Banda Aceh hingga Timika yang berpartisipasi dalam tantangan online, dan melalui tantangan sekolah berskala nasional bernama “Ilmupedia Berani Jawab”. Zenius juga meluncurkan Sistem Manajemen Pembelajaran gratis untuk guru bernama “Zenius untuk Guru”. Fitur tersebut membuat Zenius menjalin kemitraan strategis dengan pemerintah daerah dan telah digunakan oleh lebih dari 6.000 guru di Indonesia.