Model bisnis sangat diperlukan bagi siapa saja yang ingin sukses dalam berbisnis. Tanpa jenis model bisnis yang jelas, pengusaha bisa kehilangan arah dan gagal meraih keuntungan. Padahal, mendapatkan keuntungan pada umumnya merupakan tujuan seseorang dalam berbisnis.
Secara sederhana, model bisnis adalah konsep dasar yang berisi tentang bagaimana bisnis akan dijalankan, mencakup aspek internal dan eksternal. Dalam aspek internal, model bisnis memastikan bagaimana organisasi dibangun agar bisnis terus bertumbuh dengan kuat.
Di sisi lain, secara eksternal model bisnis mengarahkan value apa yang akan disajikan kepada konsumen. Yang terpenting, model bisnis juga menjelaskan cara memperoleh keuntungan dari usaha yang dijalankan.
Model bisnis yang baik mampu menjawab tiga pertanyaan utama, yaitu: jenis produk seperti apa yang akan dihasilkan dan ketersediaan tenaga kerja; bagaimana strategi promosi, distribusi, pengiriman, penjualan; dan bagaimana strategi harga serta metoode pembayaran yang ingin digunakan.
Ada sejumlah acuan yang bisa digunakan sebelum membuat model bisnis. Apa sajakah itu? Simak penjelasannya berikut ini!
Baca Juga: Mengenal Model Bisnis B2B, Cara Kerja, dan Contohnya
1. Dropship
Tipe model bisnis yang satu ini mulai hits sejak kemunculan e-commerce. Kemudahan yang didapatkan saat berbisnis dengan model dropship adalah tidak perlunya seseorang membuat toko fisik.
Seseorang yang berbisnis dengan model dropship disebut dropshipper. Jadi, hanya perlu membuat toko online dan menjual produk kepada konsumen melalui toko tersebut, meskipun barangnya dikirim dari toko lain.
Keuntungan dari bisnis dropship adalah selisih dari modal pembelian produk dan harga jual.
2. Franchise
Jenis model bisnis franchise atau waralaba banyak dikenal masyarakat. Konsep franchise memudahkan seseorang yang ingin berbisnis tapi enggan memulai dari awal. Mengapa begitu?
Sebab, dalam model bisnis franchise hanya perlu menggunakan model yang sudah ada dari merk dagang tertentu. Biasanya, model ini diawali dengan pembayaran kompensasi di awal.
Franchisor umumnya sudah memiliki model bisnis yang mapan dan stabil serta menentukan semua komponen usaha. Namun demikian, kehati-hatian dalam memilih franchise tetap diperlukan agar tidak rugi di kemudian hari.
Baca Juga: Apa Itu Model Bisnis B2C, Karakteristik, dan Contohnya
3. Marketplace
Marketplace kini menjadi salah satu jenis model bisnis yang terkenal karena transaksi dilakukan secara online. Cara ini memudahkan pembeli dan penjual. Pembeli tidak perlu datang ke toko fisik dan pembeli pun tidak perlu membangun toko fisik.
Dilihat dari segi biaya, model bisnis dropship cukup banyak menjanjikan keuntungan. Popularitasnya juga semakin melejit setelah pandemi Covid-19 dan dipengaruhi oleh gaya berbelanja generasi muda terkini.
Di Indonesia sendiri, ada banyak marketplace yang terkenal, seperti Shopee, Tokopedia, hingga Lazada.
4. Freemium
Pernah mencoba sebuah layanan dan mendapatkan penawaran untuk upgrade agar dapat menikmati fitur yang lebih premium? Inilah jenis model bisnis freemium.
Model bisnis ini menawarkan dua jenis layanan, yaitu layanan gratis dan premium sekaligus dalam satu produk. Model bisnis freemium banyak dijumpai pada layanan streaming video.
Selain layanan streaming video, model bisnis freemium juga digunakan oleh Dropbox, di mana pengguna awalnya mendapatkan layanan penyimpanan gratis dengan kuota 2GB. Namun, jika ingin kuota yang lebih besar, pengguna perlu untuk upgrade ke paket premium.
Baca Juga: Kenali Apa Itu Bisnis FnB dan Peluangnya di Indonesia
5. Subscription
Berbeda dengan freemium, model bisnis subscription mendapatkan keuntungan dari biaya berlangganan yang dibayarkan oleh konsumen. Langganan bisa dalam waktu mingguan, bulanan, hingga tahunan.
Ada banyak bisnis yang menggunakan model subscription. Contohnya Netflix, Disney+ Hotstar, dan lain-lain. Konsumen biasanya merasa tertarik dengan harga yang terjangkau untuk layanan berlangganan.
Bagi pebisnis, keuntungan berlipat akan didapatkan dari jumlah konsumen yang berlangganan.
Baca Juga: Kenali Bisnis Afiliasi, Apa Kelebihan dan Kekurangannya?
6. Manufaktur
Saat menjalankan bisnis manufaktur, pengusaha memproduksi barang dagangannya sendiri. Produksi pada umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin produksi.
Pebisnis dengan model bisnis manufaktur dapat menjual produknya secara langsung ke konsumen maupun melalui perantara pihak ketiga. Contoh bisnis yang menggunakan model bisnis manufaktur adalah Apple dan Nike.
Keduanya memproduksi barang dagangan sendiri. Tantangan yang dihadapi dalam berbisnis manufaktur ialah ketersediaan bahan baku yang menentukan kelancaran produksi.
7. Retailer
Retailer atau penjual eceran dapat dikatakan merupakan penghubung antara manufaktur (produsen) dan konsumen. Retailer membeli produk dari distributor kemudian menjualnya ke konsumen.
Model bisnis yang satu ini dapat dilakukan mulai dari skala kecil, menengah, sampai skala besar. Warung atau toko yang ada di setiap permukiman hingga perusahaan ritel besar seperti Alfamart dan Indomaret adalah contoh dari bisnis retail.
Tantangan yang biasa dihadapi retailer adalah ketersediaan gudang yang layak untuk tempat penyimpanan. Jika tidak dipastikan ketersediaan dan kelayakannya, hal itu dapat mengganggu performa bisnis.
Baca Juga: Apa Itu Bisnis Digital, Jenis, dan Keuntungannya
Itu dia sejumlah model bisnis yang cukup banyak dijumpai di sekitar kita. Selain ketujuh model bisnis di atas, masih ada belasan bahkan puluhan model bisnis lainnya. Model bisnis dapat dikategorikan berdasarkan produksinya, fisiknya, sumber revenue, hingga strategi harga.