Jika dijabarkan secara sederhana, inflasi adalah suatu keadaan di mana terjadi kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, terjadi inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diikuti kenaikan harga sembako atau barang dan jasa lainnya.
Harga menjadi indikator penting dalam inflasi. Namun, kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali kenaikan itu meluas hingga mengakibatkan kenaikan pada harga barang-barang lainnya.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan inflasi antara lain; permintaan barang yang lebih tinggi dari penawarannya sehingga terjadi kelangkaan barang dan jasa kemudian menyebabkan harga menjadi naik, kenaikan harga barang-barang impor, tuntutan kenaikan upah oleh para pekerja, jika jumlah uang yang diedarkan bertambah, serta kekacauan politik dan ekonomi.
Lebih jauh, inflasi pun ada banyak jenisnya. Jenis-jenis inflasi terbagi atas empat kelompok besar, yaitu jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya, jenis inflasi berdasarkan sifatnya, jenis inflasi berdasarkan asalnya, dan jenis inflasi berdasarkan sebabnya.
Baca Juga: Ketahui Apa Itu Inflasi dan Dampaknya bagi Ekonomi
Berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis inflasi:
1. Inflasi berdasarkan tingkat keparahannya
Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi terbagi menjadi empat jenis yaitu inflasi ringan dengan kenaikan harga di bawah 10% per tahun sehingga tidak begitu mengganggu kondisi perekonomian, inflasi sedang dengan kenaikan harga 10-30% per tahun, inflasi berat dengan kenaikan harga 30-100% per tahun, dan inflasi sangat berat dengan kenaikan harga di atas 100% per tahun.
2. Inflasi berdasarkan asalnya
Inflasi berdasarkan tempat asalnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Inflasi domestik
Inflasi domestik adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri yang terjadi sepenuhnya akibat kesalahan pengelolaan perekonomian baik di sektor riil ataupun di sektor moneter di dalam negeri oleh para pelaku ekonomi dan masyarakat.
b. Inflasi impor
Inflasi impor adalah inflasi yang berasal dari luar negeri yang dapat timbul akibat kenaikan harga barang impor. Inflasi ini hanya dapat terjadi pada negara-negara dengan sistem perekonomian terbuka. Selain itu, inflasi ini juga dapat menular, melalui harga barang impor maupun harga barang ekspor.
3. Inflasi berdasarkan sebabnya
Terdapat tiga macam inflasi dilihat dari sebabnya, yaitu:
a. Inflasi tarikan permintaan (demand full inflation)
Inflasi tarikan permintaan atau demand full inflation adalah inflasi yang timbul karena tingginya permintaan masyarakat terhadap suatu barang atau jasa.
Sesuai dengan hukum permintaan, jika jumlah permintaan lebih banyak sementara jumlah penawaran tetap, maka harga akan naik. Peningkatan permintaan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti bertambahnya anggaran belanja pemerintah yang dibiayai oleh pencetakan uang, permintaan ekspor yang meningkat, dan sebagainya.
b. Inflasi dorongan biaya (cost push inflation)
Inflasi dorongan biaya atau cost push inflation adalah inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor produksi.
c. Inflasi leher botol atau (bottle neck inflation)
Inflasi leher botol atau bottle neck inflation adalah inflasi yang dipicu oleh faktor penawaran atau faktor permintaan. Jika terjadi karena faktor penawaran, artinya kapasitas penawaran yang ada sudah terpakai tetapi permintaannya masih banyak, hal ini kemudian menimbulkan inflasi. Jika terjadi karena faktor permintaan, berarti terdapat likuiditas yang lebih tinggi, baik dari sisi keuangan atau karena tingginya ekspektasi perusahaan terhadap permintaan.
Baca Juga: Apa Itu ESG? Ini Pengertian dan Pentingnya bagi Perusahaan
4. Inflasi berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, inflasi dikategorikan menjadi tiga, yakni:
a. Inflasi merayap (creeping inflation)
Inflasi jenis ini ditandai dengan adanya laju inflasi yang rendah, di mana kenaikan harga berjalan lambat dengan persentase yang relatif kecil dan dalam jangka waktu lama.
b. Inflasi menengah (galloping inflation)
Inflasi menengah atau galloping inflation ditandai dengan adanya kenaikan harga yang cukup tinggi dan kadang dalam jangka waktu yang pendek serta memiliki sifat akselerasi. Artinya, harga-harga pada minggu atau bulan ini lebih tinggi daripada harga-harga pada minggu atau bulan lalu dan seterusnya.
c. Inflasi tinggi (hyperinflation)
Inflasi tinggi atau hyperinflation adalah inflasi parah yang bisa membuat masyarakat tidak lagi ingin menyimpan uangnya. Perputaran uang terjadi begitu cepat dan kenaikan harga pun terakselerasi. Kondisi ini biasanya bermula dari defisit anggaran belanja pemerintah yang kemudian ditutup dengan mencetak uang.
Itulah pengertian dan jenis-jenis inflasi yang dapat terjadi di suatu negara. Bagaimana menurutmu dengan inflasi yang terjadi di Indonesia?