Startup membutuhkan karyawan yang berkualitas karena umur perusahaan yang masih belia, skalanya yang masih kecil dan terus berkembang, serta dinamika industri yang terus menantang. Namun, pada kenyataannya, merekrut karyawan yang berkualitas untuk startup tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Proses perekrutan sendiri biasanya terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari seleksi administrasi, tes kemampuan sesuai bidang pekerjaan, hingga wawancara bertingkat mulai dari HRD, user, bahkan sampai ke pimpinan tertinggi (CEO). Lamanya proses rekrutmen sampai menemukan karyawan yang berkualitas bergantung dari cara perekrutan.
Lalu apa saja tips untuk merekrut karyawan startup yang berkualitas? Yuk, simak penjelasan selengkapnya berikut ini!
1. Mencantumkan deskripsi pekerjaan yang jelas
Hal pertama yang harus dilakukan untuk menyaring karyawan yang berkualitas adalah memastikan deskripsi pekerjaan yang dicantumkan di iklan lowongan kerja sudah jelas dan detail. Deksripsi pekerjaan mencakup skill yang dibutuhkan, karakter atau kepribadian yang dicari, pengalaman kerja, dan tentunya peran apa saja yang akan dipenuhi karyawan kelak jika sudah diterima di perusahaan startup.
Calon karyawan yang baik pasti akan melamar pekerjaan sesuai dengan kemampuannya. Semakin jelas deskripsi pekerjaan yang dicantumkan, semakin besar pula kemungkinan untuk menyaring karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Menjadikan karyawan unggulan sebagai patokan
Di perusahaan, pasti ada beberapa karyawan yang lebih unggul dibandingkan karyawan lainnya. Cobalah untuk menganalisis kemampuan dan kepribadian apa saja yang mereka miliki sebagai dasar untuk merekrut karyawan yang berkualitas.
Apa saja yang menjadikan mereka unggul? Apakah kedisiplinan, skill tertentu, atau integritas? Jadikan nilai-nilai tersebut patokan dan kriteria dalam merekrut karyawan.
3. Buat iklan lowongan kerja yang informatif
Tips ini berhubungan dengan tips pertama. Uraikan posisi yang dibuka dan kualifikasi utama yang dibutuhkan. Meskipun terkadang ada pelamar kerja yang bandel dengan memasukkan lamaran kerja secara asal, tidak memerhatikan kualifikasi yang dibutuhkan, setidaknya cara ini cukup membantu untuk membatasi jumlah pelamar kerja yang tidak memenuhi persyaratan.
4. Unggah iklan lowongan kerja di media yang tepat
Saat ini ada begitu banyak tempat untuk memposting iklan lowongan kerja, mulai dari yang berbasis website sampai media sosial, seperti Instagram, LinkedIn, bahkan Twitter. Pilihlah media yang tepat untuk mengunggahnya dengan menganalisis pengguna website dan media sosial.
Kemudian, cocokkan antara demografi calon karyawan yang disasar dan demografi pengguna website serta media sosial yang akan digunakan untuk memposting lowongan kerja.
5. Periksa semua resume yang masuk
Setelah menerbitkan lowongan kerja di media yang dianggap tepat, rekruter akan menerima banyak resume dari pelamar kerja. Pastikan untuk memeriksa semua resume yang masuk agar tidak kehilangan kesempatan dalam menyaring kandidat terbaik.
Identifikasi kandidat dari pengalaman kerja, keterampilan, dan faktor-faktor lainnya yang kelak memengaruhi kinerja karyawan di perusahaan startup.
6. Pilih kandidat yang potensial untuk tahapan seleksi berikutnya
Setelah membaca semua resume, tentukan berapa jumlah kandidat yang akan diloloskan. Pastikan jumlahnya mencukupi untuk diikutkan sejumlah tahapan seleksi, tetapi juga tidak memberatkan kinerja perusahaan, dalam hal ini HRD.
Kandidat yang potensial adalah mereka yang paling memenuhi atau setidaknya mendekati persyaratan yang telah ditetapkan di awal perekrutan.
7. Tentukan sejumlah tahapan seleksi
Sejak awal, idealnya sudah ada rencana seleksi apa saja yang akan dilakukan untuk menyaring kandidat terbaik. Mulai dari administrasi, seleksi kemampuan, hingga wawancara. Perlu ditentukan apa saja seleksi kemampuan yang akan diadakan serta wawancara hingga tingkat apa. Apakah perlu sampai ke pimpinan tertinggi atau cukup di user saja?
Di sini rekruter perlu menyusun jadwal, memastikan ketersediaan waktu kandidat dan employer, dan menghubungi kandidat untuk hadir di seleksi.
8. Lakukan penilaian melalui sejumlah tes dan alat penilaian
Setelah menetapkan nama-nama kandidat yang masuk seleksi, lakukan penilaian melalui rangkaian tes yang telah ditentukan. Pastikan penilaian dilakukan secara objektif dan proporsional.
Beberapa perusahaan menggandeng pihak ketiga untuk melakukan tes.sehingga penilaian lebih transparan sekaligus meminimalisir adanya campur tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Hasil penilaian dari rangkaian tes yang dilakukan idealnya sudah bisa menyajikan data kandidat baik dari segi kepribadian maupun keterampilan.
9. Panggil kandidat potensial untuk wawancara
Pada umumnya, seleksi awal hingga sebelum wawancara dilakukan dengan sistem gugur. Kemudian, sejumlah kandidat dipilih untuk mengikuti wawancara. Pada tahap ini, ada perusahaan yang masih menerapkan sistem gugur, tetapi ada juga yang mengundang semua kandidat sampai dengan wawancara terakhir.
Hasil akhirnya berupa akumulasi nilai kandidat sejak tahap awal hingga akhir seleksi. Khusus untuk wawancara, siapkan pertanyaan-pertanyaan yang relevan bagi kandidat. Cocokkan antara data yang terdapat pada resume saat wawancara.
10. Pilih kandidat yang sesuai
Setelah semua kandidat selesai melewati sejumlah rangkaian tes dari awal sampai akhir, proses selanjutnya adalah memilih kandidat yang sesuai. Pilih kandidat yang paling memenuhi kriteria dari lowongan kerja yang telah diunggah, pertimbangkan pula faktor-faktor lain yang telah ditanyakan saat wawancara.
11. Periksa latar belakang kandidat
Beberapa waktu lalu, sebuah kasus menggemparkan di dunia perekrutan terjadi. Ada seseorang yang diduga membuat profil LinkedIn dengan pengalaman kuliah dan kerja yang sangat menarik.
Namun, sayangnya, keterangan yang dicantumkan dalam profil tersebut tidak sesuai setelah dilakukan pengecekan latar belakang. Karena itulah, penting bagi HRD untuk selalu waspada dan tidak mudah percaya daripada rugi di belakang.
Lakukan pengecekan latar belakang dengan cara mengecek keaslian ijazah di website kampus atau lembaga terkait, bisa juga dengan menelepon atasan di perusahaan tempat ia bekerja sebelumnya.
12. Buat penawaran kerja
Buatlah penawaran kerja yang sesuai dengan kemampuan perusahaan dan kemampuan kandidat. Pastikan semua benefit yang ditawarkan juga tidak kurang dari apa yang sudah dicantumkan di lowongan kerja.
13. Buka ruang untuk bernegosiasi
Terakhir, saat memberikan penawaran, berikan ruang untuk negosiasi. Kandidat mungkin akan meminta benefit yang lebih tinggi nilainya atau fasilitas yang sebelumnya tidak disediakan oleh perusahaan.
Pertimbangkan apakah hal-hal tersebut kelak akan berpengaruh kepada kinerja kandidat dan menguntungkan perusahaan di kemudian hari? Jika iya, maka perusahaan dapat berupaya memenuhi permintaan tersebut.
Nah itu dia deretan tips merekrut karyawan startup yang berkualitas untuk startup. Setelah mendapatkan karyawan terbaik, jangan lupa juga untuk menjaga kualitasnya dengan pengelolaan yang baik. Mau tahu caranya? Download ASEAN’s Growth & Scale Talent Playbook di sini!