Dalam berbisnis, strategi pemasaran sangat menentukan keputusan konsumen untuk membeli produk. Bagaimana produk ditampilkan, dicitrakan, hingga dipromosikan, semuanya bergantung pada strategi pemasaran yang dipilih.
Strategi pemasaran yang berhasil adalah yang sanggup membawa perusahaan mencapai target pelanggan dan penjualan. Lalu seperti apa strategi pemasaran yang efektif bagi bisnis?
Baca Juga: Apa Itu Segmentasi Pasar, Jenis, dan Cara Menentukannya
Apa Itu Strategi Pemasaran?
Sebelum masuk ke contoh strategi pemasaran yang efektif, kita tentunya perlu memahami terlebih dahulu pengertian strategi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan strategi yang dibuat untuk mempromosikan barang maupun jasa dengan tujuan akhir menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Strategi pemasaran merupakan bagian paling penting dari keberlangsungan bisnis suatu perusahaan. Tanpa strategi pemasaran yang matang, penjualan pun bisa merosot.
Dilansir dari Management Study Guide, strategi pemasaran adalah seluruh rencana yang dimiliki perusahaan untuk menjangkau calon konsumen dan menjadikan mereka pelanggan tetap.
Dokumen strategi perusahaan tersebut mencantumkan langkah-langkah dan deskripsi pekerjaan apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan pemasaran bisnis.
Strategi pemasaran dirancang setelah marketer melakukan riset pemasaran secara menyeluruh. Harapannya, strategi tersebut mampu memberikan gambaran dan membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya sesuai kebutuhan dengan melihat peluang terbaik dalam meningkatkan penjualan.
Baca Juga: Mengenal Business Model Canvas (BMC) dan 9 Elemennya
Tujuan Strategi Pemasaran
Membuat strategi juga harus ada tujuannya agar strategi yang dibuat lebih terarah dan tidak keluar jalur. Berikut beberapa tujuan strategi pemasaran bagi perusahaan:
1. Memperjelas langkah perusahaan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, strategi pemasaran berguna sebagai acuan utama, langkah apa yang harus dilakukan perusahaan dalam mencapai keuntungan.
2. Sebagai kompas
Artinya, strategi pemasaran dibuat sebagai alat bantu yang memudahkan marketer untuk fokus pada tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Sehingga, apabila di kemudian hari pegawai mulai keluar jalur, dapat melihat kembali ke strategi pemasaran agar tetap sesuai tujuan awal.
3. Standar penilaian kerja
Dalam sebuah strategi, pasti ada target yang ingin diwujudkan. Di sinilah strategi pemasaran dapat digunakan sebagai standar penilaian kerja—sejauh mana yang sudah dilakukan untuk mencapai target yang diinginkan?
Baca Juga: Pengertian Iteration Process dan Pentingnya bagi Startup
4. Antisipasi
Dunia bisnis—apalagi di masa sekarang—tak bisa terhindar dari ketidakpastian. Strategi pemasaran mampu memberikan prediksi ekosistem bisnis di masa mendatang.
Dari sini, pebisnis bisa menciptakan langkah-langkah antisipatif untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
5. Mempermudah pengambilan keputusan
Strategi pemasaran juga menjadi pedoman dalam setiap pengambilan keputusan. Keputusan yang tepat diperlukan agar tidak salah Langkah. Dengan bertumpu kepada strategi pemasaran, Tindakan yang diambil pun akan tepat sasaran.
6. Evaluasi
Terakhir, strategi pemasaran dibuat dengan tujuan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dengan menjadikan poin-poin di dalamnya tolok ukur keberhasilan. Hasil evaluasi kemudian dapat dijadikan bahan untuk pembuatan strategi pemasaran berikutnya.
Baca Juga: Kenali Gross Merchandise Value (GMV) dan Cara Menghitungnya
Cara Membuat Strategi Pemasaran
Campaign marketing yang sukses selalu didahului oleh strategi pemasaran yang efektif. Strategi yang baik dapat membantu tim untuk menentukan target yang terukur dan realistis.
Lalu bagaimana cara membuat strategi pemasaran? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
1. Riset pasar
Yang pertama-tama harus dilakukan adalah mencari tahu situasi pasar, baik dari sisi internal maupun eksternal. Kemudian, cari nilai lebih apa yang bisa ditawarkan kepada pelanggan.
Bukan hanya nilai lebih dalam artian keunggulan produk, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan konsumen.
2. Analisis segmen pasar
Selanjutnya, dari data yang sudah didapatkan saat riset, lakukan analisis. segmen pasar agar dapat menargetkan kelompok yang sesuai untuk penjualan produk.
Indikator yang digunakan dalam analisis misalnya profil pelanggan, mulai dari cara membeli, tempat membeli, perilaku, dan lain-lain.
3. Riset competitor
Agar dapat bersaing di pasar, setiap pebisnis harus memahami kompetitornya. Cari tahu kelemahan dan kelebihan competitor untuk selanjutnya mengisi celah yang masih kosong.
Dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan kompetitor, pebisnis dapat mengatur ulang atau memperbaiki strategi pemasarannya.
4. Atur rencana cadangan
Jangan sampai hanya membuat satu rencana untuk seluruh kegiatan pemasaran. Seperti kata pepatah, sedia payung sebelum hujan. Sediakan rencana B setelah rencana A, sehingga ketika tidak berjalan lancar, rencana cadangan dapat langsung dieksekusi.
Selain itu, rencana B juga dapat dijadikan bahan untuk A/B testing untuk menguji strategi mana yang lebih efektif.
5. Uji coba strategi
Saat strategi sudah jadi, lakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui bagaimana respons konsumen. Setelah itu, analisis hasilnya.
Jika konsumen memberikan respons yang baik dan hasil penjualan meningkat, maka dapat disimpulkan strategi pemasaran yang dilakukan berhasil.
Sebaliknya, jika masih kurang memuaskan, maka pebisnis dapat menguji coba strategi cadangannya.
Baca Juga: Apa Itu Laba atau Profit, Jenis, dan Unsurnya
Bentuk dan Contoh Strategi Pemasaran untuk Bisnis
Setelah mengetahui pengertian, tujuan, dan cara membuat strategi bisnis, kini waktunya untuk melihat bentuk dan contoh strategi pemasaran. Berikut 16 strategi pemasaran yang dapat mendongkrak penjualan. Simak, ya!
1. Paid Marketing
Strategi pemasaran ini cukup sering digunakan oleh perusahaan. Di sini, marketer membuat iklan untuk customer berdasarkan minat, tujuan, atau interaksinya dengan brand.
Ada beberapa saluran digital yang digunakan, mulai dari platform media sosial, situs web berbasis komunitas, hingga SERP. Bentuknya mulai dari iklan bergambar hingga unggahan bersponsor di media sosial dan artikel.
Strategi paid marketing biasanya digunakan oleh perusahaan B2C.
2. Inbound marketing
Strategi inbound marketing cukup efektif dan unik. Tidak seperti metode konvensional, marketer harus memproduksi konten yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pelanggan.
Prinsipnya adalah dengan mengembangkan bisnis dengan membangun hubungan jangka panjang dengan customer. Inbound marketing bertujuan untuk dapat terus mendampingi customer dalam buyer’s journey mereka.
3. Social media marketing
Social media marketing merupakan salah satu strategi pemasaran paling ampuh untuk perusahaan B2B. strategi ini fokus kepada penyediaan konten yang menurut customer menarik untuk meningkatkan traffic.
Seperti strategi paid marketing, strategi yang satu ini juga dapat dilakukan dengan cara membagikan konten berbentuk artikel, video, dan gambar di media sosial. Social media marketing juga meningkatkan relevansi dalam pencarian di media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan Instagram karena turut memengaruhi SEO.
4. Organic marketing
Strategi pemasaran selanjutnya adalah organic marketing yang kerap dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Strategi ini digunakan untuk mengerahkan traffic ke situs web hingga meningkatkan rasio konversi.
Tidak seperti paid marketing, strategi yang satu ini justru ingin agar tidak menggunakan cara-cara yang menghabiskan biaya, bahkan jika bisa gratis dan menghasilkan keuntungan jangka panjang.
5. Content marketing
Content marketing juga termasuk strategi pemasaran yang sering digunakan. Strategi ini berfokus pada pembuatan dan distribusi konten yang relevan dengan prospek customer.
Pendistribusian konten dilakukan secara rutin agar dapat menarik minat prospek dan mendorongnya untuk membeli produk perusahan. Konten dapat berupa infografis, podcast, video, artikel blog, hingga e-book.
Baca juga: Apa Itu Market Share? Ini Pengertian dan Cara Menghitungnya
6. Transactional marketing
Selanjutnya, strategi transactional marketing yang juga efektif untuk mengatasi permasalahan sales masa kini. Sarana yang dipakai dalam strategi ini adalah voucher, diskon, promosi, dan acara-acara besar.
7. SEO
Search Engine Optimization (SEO) digunakan untuk meningkatkan traffic situs web tertentu. Caranya yaitu dengan memastikan laman web muncul di halaman utama mesin pencarian.
SEO dapat dicapai melalui penggabungan sejumlah strategi pemasaran.
8. Account based marketing (ABM)
Strategi marketing yang satu ini juga sering dimanfaatkan oleh perusahaan B2B. ABM berfokus untuk mengumpulkan akun prospek dan memberikan campaign yang sudah dipersonalisasi.
Keuntungan yang didapatkan cukup beragam, mulai dari proses sales yang lebih efektif hingga hemat biaya.
9. Earned media
Strategi pemasaran earned media berbentuk publikasi brand. Namun demikian, orang-orang yang mempublikasikan bukan dari perusahaan, melainkan pihak lain mulai dari pelanggan, influencer, audiens, dan lain-lain.
Contoh dari earned media adalah promosi dari mulut ke mulut, ulasan produk, dan berbagai konten lainnya. Untuk menjamin kesuksesan strategi ini, perusahaan harus memikirkan pihak lain yang tersebut di atas.
Sebab, pihak-pihak itulah yang menentukan kesuksesan pemasaran dan memengaruhi bagaimana brand terlihat di masyarakat.
10. Conversational marketing
Strategi pemasaran yang satu ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan B2C. conversational marketing dilakukan dengan cara interaksi real time menggunakan chatbot atau live chat sehingga pelanggan terlibat langsung.
Dampaknya, informasi yang didapat dari pelanggan dapat digunakan untuk personalisasi. Strategi ini sangat efektif untuk bisnis B2C karena bisa meningkatkan kualitas layanan bagi pelanggan dan mempersingkat waktu pembelian di sales funnel.
11. SEM
Search Engine Marketing (SEM) merupakan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan traffic di situs perusahaan melalui iklan online berbayar. Salah satu metode yang paling sering digunakan adalah pay per click (PPC).
Pada strategi ini, perusahaan membeli link yang muncul di iklan hasil pencarian terkait kata kunci yang berhubungan dengan produk atau layanan perusahaan. Setiap ada iklan yang diklik, perusahaan membayar mesin pencari atau pihak ketiga hosting untuk pengunjung yang meng-klik link produk atau layanan tersebut.
12. Email marketing
Selanjutnya email marketing merupakan strategi yang mengacu pada pengiriman email kepada target audiens. Strategi ini dianggap cukup efektif, tetapi marketer juga harus tetap memperhatikan pendekatan yang dilakukan saat menerapkan email marketing.
Sebab, jika judul dan isi konten email tidak menarik atau terlalu sering dikirimkan, pelanggan bisa merasa jengah dan tidak membukanya.
13. Guerrilla marketing
Strategi marketing yang ini cukup unik karena menggunakan elemen interaksi dan kejutan saat mempromosikan produk. Guerrilla marketing sangat jauh berbeda dengan marketing konvensional.
Strategi marketing yang satu ini juga sangat bergantung pada interaksi perusahaan dengan audiens. Di samping itu, perusahaan juga harus memikirkan promotor dan biaya.
Di tengah kampanye digital yang banyak dilakukan perusahaan, guerrilla marketing muncul sebagai strategi pemasaran offline.
14. Event marketing
Event marketing dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan atau menghadiri sebuah acara untuk mengundang audiens, leads, atau prospek untuk melakukan marketing tatap muka.
Beberapa keuntungan yang didapatkan dari event marketing di antaranya meningkatkan brand awareness, membangun jaringan, edukasi anggota tim seputar produk baru di industri terkait, hingga mendapatkan leads dan kesempatan berjualan secara langsung.
15. Point-of-purchase marketing
Selanjutnya, point-of-purchase marketing, strategi yang biasanya digunakan perusahaan retail untuk menggaet audiens. Caranya yaitu dengan menampilkan produk hingga menawarkan kupon on-package.
Strategi ini cenderung membuat konsumen terdorong untuk melakukan pembelian secara impulsif karena melihat bundling produk.
16. Service marketing
Terakhir, service marketing adalah strategi yang cocok diterapkan oleh perusahaan yang menawarkan layanan atau jasa. Perusahaan yang menawarkan layanan atau jasa relatif lebih sulit meyakinkan pelanggan karena tidak memiliki bentuk fisik.
Karena itulah, perusahaan perlu menunjukkan bagaimana jasa mereka bisa menjadi solusi bagi permasalahan yang dialami pelanggan. Strategi ini juga bisa meningkatkan brand awareness dan penjualan layanan atau jasa.
Itu dia pengertian, tujuan, hingga contoh-contoh strategi pemasaran. Dari sekian banyaknya strategi, perusahaan sangat bisa memilih lebih dari satu strategi untuk diterapkan dengan menyesuaikan kebutuhan masing-masing.