Sejak startup mulai menjamur di Indonesia, publik mulai akrab dengan istilah unicorn. Unicorn yang dimaksud tentunya bukan kuda bertanduk, melainkan startup dengan nilai valuasi lebih dari US$1 miliar. Selain unicorn, ada pula decacorn, startup dengan nilai valuasi lebih dari US$10 miliar. Di atasnya, terdapat terdapat startup hectocorn yang memiliki nilai valuasi lebih tinggi lagi.
Hectocorn masih jarang dibahas lantaran belum banyak startup di Indonesia yang memiliki nilai valuasi sebegitu besar. Lalu, apa itu startup hectocorn dan apa saja contohnya? Simak artikel ini sampai habis agar makin paham!
Baca Juga: Seed Funding dan Cara Mendapatkan Investor untuk Perusahaan Startup
Apa Itu Hectocorn?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, startup hectocorn memiliki nilai valuas lebih tinggi dari startup unicorn dan decacorn. Jika unicorn hanya US$1 miliar dan decacorn US$10 miliar, hectocorn adalah startup dengan nilai valuasi lebih dari US$100 miliar atau sekitar Rp1.501,5 triliun.
Karena nilainya yang sangat tinggi, perusahaan hectocorn juga disebut dengan “super unicorn”. Informasi mengenai cara membentuk hectocorn pun terbilang masih jarang diketahui. Sebab, jangankan di Indonesia atau Asia Tenggara, di level global pun belum banyak startup yang mencapai nilai valuasi hectocorn.
Contoh Perusahaan Startup Hectocorn
Meski di Indonesia atau Asia Tenggara belum ada startup hectocorn, ada sejumlah startup di dunia yang berhasil meraih nilai valuasi fantastis. Apa sajakah itu? Berikut daftar selengkapnya.
1. Bytedance
Perusahaan yang merupakan induk usaha dari TikTok ini memiliki valuasi senilai US$140 miliar atau setara Rp2.030 triliun (kurs Rp14.500/US$). Artinya, valuasi ini setara dengan 14 decacorn.
Bytedance merupakan perusahaan internet asal China yang pertama kali didirikan pada tahun 2012 oleh Zhang Yiming. Tak serta merta berkembang menjadi startup hectocorn begitu saja, Bytedance menerima sokongan dari berbagai investor.
Perusahaan raksasa ini memiliki berbagai produk aplikasi yang mendunia, seperti Tiktok, Douyin, Lark (aplikasi untuk produktivitas), Toutiao (aggregator berita), Xiqua Video, dan Babe (aggregator berita). Tak hanya itu, Bytedance juga memiliki startup developer game ternama, Garena, yang mengembangkan game populer Free Fire.
2. Amazon
Perusahaan yang awalnya bergerak di bidang ekspedisi ini kini telah berkembang menjadi salah satu hectacorn dunia. Nilai valuasi perusahaan yang didirikan Jeff Bezos ini mencapai US$131,2 miliar, mengalahkan Tencent, perusahaan saingan Facebook asal Tiongkok.
Baca Juga: Apa Itu Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn? Ini Perbedaannya
3. Tencent
Tencent pernah mengalahkan Facebook dalam nilai valuasi. Meski kini sudah turun, Tencent tetap masuk ke dalam deretan perusahaan hectacorn dunia dengan nilai valuasi sebesar US$130.9 miliar.
Perusahaan asal China ini memiliki beragam produk populer seperti WeChat, JOOX, Tencent Pictures, JD.com, dan game populer PUBG serta Call of Duty Online yang berada di bawah Tencent Games.
4. Facebook
Salah satu media sosial yang bikin heboh di awal tahun 2000-an ini juga telah masuk deretan startup hectocorn dengan nilai valuasi sebesar US$159 miliar. Facebook berdiri pada tahun 2004, diprakarsai oleh Mark Zuckerberg, Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes.
Di tahun 2022 Facebook mengganti namanya menjadi Meta setelah sebelumnya mengakuisisi Instagram dan Whatsapp.
Itu dia pengertian dan contoh dari perusahaan startup hectocorn. Semoga para pendiri startup di Indonesia semakin termotivasi, bukan hanya mengejar status unicorn, tetapi juga decacorn bahkan hectocorn.