Ketika membangun usaha, pemilik bisnis tentu perlu mengendalikan produksi. Oleh sebab itu pemilik bisnis perlu menggunakan forecasting untuk melakukan hal tersebut. Hanya saja, forecasting penjualan masih jarang digunakan oleh para pelaku usaha kecil dan menengah atau UMKM. Biasanya metode forecasting penjualan ini lebih banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan besar.
Semua pemilik bisnis perlu memahami forecasting ini agar bisa menentukan kapasitas produksi. Dengan memahami forecasting penjualan, pelaku usaha akan lebih mudah saat menentukan persediaan hingga rantai pasokan. Lalu, apa itu forecasting? Berikut pengertian lengkap dengan tujuannya.
Baca Juga: Apa Itu Strategi Pemasaran, Tujuan, dan Contohnya
Apa Itu Forecasting dalam Bisnis?
Secara harfiah, forecasting artinya peramalan. Dalam bisnis, metode forecasting adalah sebuah metode yang digunakan untuk melakukan perencanaan secara efisien dan efektif. Mulai dari pengadaan barang dan jasa, kapasitas produksi, hingga budgeting yang berurusan untuk operasional bisnis, semuanya bisa direncanakan menggunakan metode ini.
Metode forecasting akan dikerjakan oleh tim divisi pemasaran untuk memprediksi jumlah permintaan dan anomali yang terkait dengan hal tersebut. Metode ini seringkali digunakan untuk mengatasi permintaan pelanggan di musim-musim tertentu.
Dengan menggunakan metode forecasting penjualan, pemilik bisnis bisa menekan pengeluaran dan menghindari kerugian akibat biaya operasional atau produksi yang berlebihan. Metode ini akan menekan kapasitas produksi, sehingga bisnis berjalan dengan efisien.
Namun perlu diingat baik-baik, forecasting (peramalan) berbeda dengan planning (perencanaan). Kedua metode tersebut mungkin terlihat serupa namun nyatanya memiliki pengertian yang jauh berbeda. Planning merupakan hasil dari forecasting.
Ketika perusahaan sudah berhasil melakukan forecasting penjualan, maka perusahaan akan mendapatkan hasil berupa planning bisnis. Data-data yang didapatkan dari forecasting akan digunakan untuk merencanakan anggaran, menyusun strategi bisnis, hingga menentukan kapasitas produksi. Secara garis besar, planning merupakan hal-hal yang dicapai dalam waktu tertentu, sedangkan forecasting merupakan analisis apa yang akan terjadi di masa depan nantinya.
Baca juga: Mengenal Business Model Canvas (BMC) dan 9 Elemennya
Tujuan Forecasting
Setelah mengetahui pengertian forecasting di atas, sudah bisa disimpulkan metode ini sangat diperlukan sebelum pengambilan keputusan. Tujuan forecasting adalah menentukan kapasitas produksi terbaik yang bisa memberikan hasil efisien tanpa adanya kerugian. Selain itu ada tujuan forecasting yang lain yaitu:
1. Mengevaluasi kebijakan perusahaan
Dengan forecasting, pemilik bisnis dan tim pemasaran bisa mengevaluasi terlebih dahulu kebijakan yang sudah dibuat dan sedang ditempuh. Kemudian hal-hal tersebut dijadikan pertimbangan besar untuk melihat pengaruhnya di masa depan.
Baca Juga: Pengertian Iteration Process dan Pentingnya bagi Startup
2. Memperhitungkan estimasi penundaan waktu
Metode ini juga bertujuan untuk memperhitungkan estimasi penundaan waktu dalam pembuatan keputusan bisnis penjualan. Selain itu, waktu untuk implementasi keputusan tersebut juga bisa diperhitungkan secara matang.
3. Menjadi dasar dalam mengambil keputusan
Metode peramalan akan dijadikan sebagai landasan dalam mengambil keputusan bisnis. Rencana yang dibuat akan lebih efektif dan efisien jika mengikuti metode forecasting yang sudah dibuat tim pemasaran.
Baca Juga: Kenali Gross Merchandise Value (GMV) dan Cara Menghitungnya
Jenis Metode Forecasting
Meski berujung ke satu tujuan, metode forecasting nyatanya memiliki beberapa jenis. Jenis-jenis ini dipisah tergantung dari tujuan yang diincar. Diketahui ada dua jenis forecasting yaitu yang dibuat berdasarkan waktu, berdasarkan fungsi dan tujuannya, hingga berdasarkan data. Berikut beberapa jenis metode peramalan penjualan yang perlu diketahui.
Forecasting berdasarkan fungsi dan tujuan
Forecasting ini dibuat berdasarkan fungsi dan tujuan. Metode peramalan bisa disesuaikan dengan apa yang dicapai perusahaan. Jenis metode peramalan ini dibagi jadi beberapa macam:
-
Sales Forecasting
Forecasting tentang jumlah barang yang bisa dijual dengan melihat dari data penjualan sebelumnya.
-
Financial Forecasting
Forecasting yang ditujukan untuk memperkirakan modal dan biaya yang akan dikeluarkan nantinya.
-
Demand Forecasting
Forecasting untuk memahami dan mengetahui kondisi pasar di masa depan.
-
General Business
Forecasting keseluruhan yang artinya melihat peramalan dari sisi politik, sosial budaya, ekonomi, dan sebagainya yang berdampak pada jalannya bisnis.
Baca juga: 14 Tujuan Bisnis yang Harus Diketahui Pengusaha
Forecasting berdasarkan data
Metode peramalan penjualan juga bisa dilakukan berdasarkan data yang sudah dimiliki perusahaan sebelumnya. Namun ada dua tipe metode peramalan penjualan yang didasari dari data.
-
Kuantitatif
Jika perusahaan sudah memiliki data yang cukup, maka metode ini akan membuat hasil peramalan lebih akurat. Pendekatan data dan angka akan membuat keputusan yang diambil menjadi lebih efektif. Data yang diambil biasanya dari 3 bulan hingga 2 tahun sebelumnya.
-
Kualitatif
Jika perusahaan ternyata tidak memiliki data yang cukup, maka hasil peramalannya bisa lebih subjektif dengan hasil yang tentu saja berbeda-beda. Analisa data ekonomi, wawancara, hingga riset pasar adalah beberapa contoh dari peramalan mode ini.
Baca Juga: 7 Cara Membuat Business Plan untuk Startup
Forecasting berdasarkan waktu
Selain kedua hal yang sudah disebutkan di atas, ada juga peramalan penjualan yang dibuat berdasarkan waktu. Metode peramalan dengan waktu kali ini dibedakan menjadi tiga yaitu:
-
Jangka pendek
Forecasting penjualan menggunakan data-data dari waktu yang cukup pendek yaitu dari 0 hingga 3 bulan.
-
Jangka menengah
Forecasting penjualan jangka menengah akan menggunakan data-data dari waktu 3 bulan sampai 2 tahun sebelumnya.
-
Jangka panjang
Forecasting penjualan jangka panjang menggunakan data-data dari waktu yang cukup lama yaitu dalam waktu 2 tahun atau lebih.
Itu dia pengertian tentang apa itu forecasting atau metode peramalan penjualan. Metode forecasting penjualan memang sangat cocok bagi para pemilik bisnis yang ingin mengatasi anomali permintaan konsumen di musim-musim tertentu.
Dengan adanya forecasting terlebih dahulu, perusahaan bisa menentukan kapasitas produksinya agar tepat, efektif, dan efisien sehingga tidak membuat kerugian. Perencanaan bisnis di masa depan akan lebih matang dan perusahaan akan berkembang menjadi lebih baik.