Saat ini ramai masyarakat membicarakan tentang laju inflasi yang cukup tinggi. Namun, beberapa orang merasa kesulitan memahami apa itu inflasi sebenarnya, seperti apa pengertian inflasi, dan dampak inflasi terutama pada perekonomian.
Oleh karena itu, mari kita simak penjelasan lengkap tentang inflasi. Apakah mendatangkan akibat yang buruk pada perekonomian? Simak lebih lanjut berikut ini.
Pengertian Inflasi
Pengertian inflasi adalah perubahan harga barang dan jasa secara umum yang meningkat terus menerus pada jangka waktu tertentu.
Adapun, inflasi ini dapat terjadi karena beberapa penyebab. Yuk, baca penjelasan lebih lanjutnya.
Baca Juga: Pengusaha Muda Indonesia yang Sukses Memulai Bisnis dari Nol
Penyebab Inflasi
Umumnya inflasi terjadi karena beberapa penyebab. Sebaiknya perhatikan beberapa penyebab tersebut sebagai indikasi terjadinya inflasi pada sebuah negara.
1. Meningkatnya permintaan
Tingginya permintaan suatu barang dan jasa di masyarakat dapat memicu terjadinya inflasi. Kenaikan permintaan yang tidak dibarengi persediaan barang atau jasa yang diinginkan dapat berujung pada kelangkaan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya inflasi.
2. Meningkatnya biaya produksi
Rupanya biaya produksi juga bisa menjadi salah satu penyebab inflasi. Saat biaya produksi meningkat otomatis harga barang dan jasa juga mengalami peningkatan. Dengan mekanisme tersebut tentunya terjadinya inflasi sulit untuk dihindari.
3. Tingginya peredaran uang
Terakhir penyebab inflasi dapat terjadi karena tingginya peredaran uang di masyarakat. Saat jumlah barang di pasaran tetap sama namun jumlah uang meningkat, maka dapat terjadi kenaikan harga yang tinggi. Secara tidak langsung hal ini akan memicu terjadinya inflasi.
Baca Juga: Pengertian Investasi Jangka Panjang, Contoh, dan Jenisnya
Jenis-Jenis Inflasi
Secara umum, inflasi memiliki beberapa jenis. Hal ini dapat dilihat dari laju inflasi yang dihitung. Sehingga dapat diketahui seperti apa inflasi yang tengah terjadi. Jenis-jenis inflasi ini antara lain yaitu:
1. Inflasi ringan
Pada inflasi ringan, terjadi kenaikan harga yang kurang dari 10% dalam kurun waktu setahun lamanya.
2. Inflasi sedang
Inflasi sedang merupakan kondisi di mana terjadi kenaikan harga sekitar 10% hingga 30% dalam kurun waktu setahun.
3. Inflasi berat
Kondisi di mana terjadi kenaikan harga-harga barang minimum sebesar 30% dan bahkan dapat mencapai nilai kenaikan 100% dalam satu tahun.
4. Hiperinflasi
Hiperiflasi terjadi saat mayoritas barang mengalami kenaikan lebih dari 100% dalam waktu satu tahun saja.
Tentu saja hal yang terburuk mungkin terjadi saat sebuah negara mengalami laju inflasi yang tinggi atau bahkan hiperinflasi. Karena hal ini dapat berpengaruh buruk pada kesejahteraan masyarakat di negara tersebut.
Baca Juga: Jenis-Jenis Inflasi yang Dapat Terjadi
Akibat Inflasi pada Perekonomian
Tentu saja ada beberapa akibat inflasi yang terjadi terutama pada sektor perekonomian di masyarakat. Pertama inflasi ini dapat membuat terjadinya penurunan nilai mata uang. Sehingga jika dulunya sejumlah uang yang dimiliki cukup untuk membiayai banyak hal, maka inflasi akan mengurangi hal tersebut. Lebih sedikit barang yang bisa didapatkan dengan jumlah uang yang sama.
Tak cuma itu, inflasi juga memiliki dampak berupa tarikan likuiditas yang cukup tinggi. Karena sejumlah orang akan menarik lebih banyak uang untuk dapat memperoleh barang yang dibutuhkan. Sementara harga barang mengalami kenaikan yang tajam. Sehingga perlu lebih banyak dana untuk bisa mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan tersebut.
Baca Juga: Daftar Venture Capital Indonesia dan Asia Tenggara
Cara Menghitung Inflasi
Cara menghitung laju inflasi sebenarnya tidak sulit. Hanya saja ada beberapa indeks harga yang penting untuk diketahui.
Umumnya untuk dapat menghitung laju inflasi, Anda bisa menggunakan cara-cara berikut.
1. Menghitung Indeks Harga Konsumen
Ini merupakan cara paling umum untuk menghitung laju inflasi. Langkahnya dengan jalan menghitung harga rata-rata dari barang yang telah dibeli oleh konsumen. Sehingga bisa diketahui berapa laju inflasinya.
2. Deflator PDB
Ini merupakan cara untuk melihat perubahan harga pada barang-barang tertentu. Misalnya saja harga barang produksi dalam negeri, harga barang baru, harga barang jadi, maupun harga jasa.
3. Menggunakan Indeks Harga Produsen
Ini adalah cara untuk menghitung laju inflasi dengan menghitung harga yang diperlukan produsen dalam menghasilkan barang. Misalnya saja melakukan perhitungan biaya bahan baku hingga besarnya upah pekerja.
4. Menggunakan Indeks Harga Komoditas
Ini merupakan cara untuk menghitung besarnya harga dari barang tertentu sesuai dengan harga yang telah ditentukan dari awal.
5. Menghitung Indeks Biaya Hidup
Hal ini dilakukan dengan menghitung besarnya biaya kehidupan masyarakat setiap harinya. Sehingga bisa diketahui berapa rata-rata biaya hidup yang diperlukan.
Baca Juga: Investasi Fintech: Pengertian, Tips, dan Risiko
Cara Mengatasi Inflasi
Dengan melihat akibat yang ditimbulkan, tidak heran jika pemerintah berusaha menekan laju inflasi. Di sisi lain banyak juga usaha yang dilakukan sebagai cara mengatasi inflasi tersebut.
Cara untuk mengatasi laju inflasi yang terjadi adalah sebagai berikut.
1. Menetapkan kebijakan moneter yang dilakukan oleh pemerintah
Dalam hal ini pemerintah memegang peranan penting untuk mengontrol situasi serta laju inflasi. Sehingga diperlukan campur tangan berupa penetapan kebijakan moneter untuk menjaga kestabilan keuangan negara.
2. Menaikkan pajak pada berbagai hal
Sehingga dapat meredam kebutuhan untuk membelanjakan uang yang lebih tinggi. Meskipun terkadang ini bukan solusi yang paling efektif.
3. Mengurangi pengeluaran
Pengurangan pengeluaran juga bisa membantu meredam laju inflasi. Akan tetapi, untuk melakukan hal ini dibutuhkan kesadaran masing-masing masyarakat.
Baca Juga: Contoh Perusahaan Fintech Populer di Indonesia
Demikian informasi tentang apa itu inflasi dan dampak inflasi bagi perekonomian secara umum. Melalui penjelasan di atas, terdapat pula informasi tentang cara yang umum dilakukan dalam mengatasi laju inflasi yang tinggi. Sehingga nantinya perekonomian tetap stabil, meskipun banyak harga yang meningkat tajam secara umum.