Siapapun yang memiliki usaha atau bisnis pasti mengenal istilah cash flow atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan arus kas. Cash flow sangat penting dalam keberlangsungan sebuah unit bisnis.
Biasanya ada juga sebutan “sedang minus” saat kondisi keuangan bisnis memburuk. Ternyata, “minus” dalam frasa tersebut mengarah pada aliran arus kas alias cash flow, lho.
Lalu apa itu cash flow dan seberapa pentingnya bagi bisnis? Bisakah cash flow diatur sedemikian rupa demi keberlanjutan bisnis? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Cash Flow?
Banyak orang mengira cash flow merupakan pendapatan dari sebuah unit bisnis. Anggapan tersebut keliru, sebab cash flow bukan hanya soal pendapatan, melainkan arus kas masuk dan keluar.
Penurunan atau peningkatan uang masuk dan uang keluar inilah yang disebut dengan cash flow atau arus kas. Dalam sektor bisnis, istilah cash flow digunakan untuk menggambarkan jumlah uang tunai yang dihasilkan dan dikeluarkan dalam periode waktu tertentu.
Periode waktu tertentu merujuk kepada satu periode akuntansi.
Apabila pemasukan lebih besar dibandingkan pengeluaran, cash flow akan bernilai positif. Sebaliknya, jika pengeluaran lebih besar dibandingkan pemasukan, cash flow akan menjadi negative.
Arus kas yang sehat dapat dilihat ketika pemilik bisnis tidak mengalami kendala untuk membayar tagihan, menjalankan operasional bisnis, dan membayar biaya pengeluaran lainnya.
Agar arus kas selalu terpantau, perusahaan sebaiknya mencatat setiap transaksi tunai yang dilakukan atau kas ekuivalen. Dengan mencatat setiap transaksi, status dana bisnis dapat dilacak dan akun saldo kas dapat disimpan pada akhir periode akuntansi.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa cash flow atau arus kas adalah pergerakan uang masuk dan keluar dari bisnis selama periode akuntansi tertentu.
Jenis-Jenis Cash Flow
Ada beberapa jenis cash flow, yaitu yang dihasilkan dari operasi bisnis, investasi, dan juga pembiayaan. Fungsi cash flow adalah menentukan posisi kas bisnis dan ketersediaan kas bisnis.
Untuk lebih memahami jenis-jenis cash flow, simak penjelasan selengkapnya berikut ini!
Cash Flow dari Operasional
Arus kas operasional mengukur uang tunai yang dihasilkan atau dikeluarkan dalam hal operasional standar perusahaan, misalnya penjualan produk, tagihan listrik, hingga upah pegawai.
Kegiatan operasional bisnis mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan dalam rangka menghasilkan pendapatan. Misalnya, memberikan layanan kepada pelanggan memproduksi dan menjual barang, membayar biaya, maupun mendanai modal kerja.
Arus kas dari kegiatan operasional perusahaan umumnya ditulis di bagian pertama laporan cash flow. Angka tersebut menunjukkan pos belanja uang dan operasional perusahaan, sehingga pemilik bisnis dapat mengetahui aspek apa saja yang perlu diperbaiki, misalnya memangkas biaya pengeluaran, optimalisasi produksi unit tertentu, dan lain-lain.
Arus kas operasional juga menunjukkan jumlah uang tunai yang dimiliki perusahaan untuk membiayai tumbuh kembang bisnis dan potensi usaha baru.
Lalu bagaimana cara menghitung arus kas operasional perusahaan? Berikut rumus yang dapat digunakan:
Arus Kas Operasional = Laba Bersih + Pengeluaran Non Tunai + Perubahan Modal Kerja
Misalnya, per periode November 2022, pemasukan dari penjualan produk sebesar Rp40.000.000.
Dari pendapatan tersebut, ada bunga dari piutang sebesar Rp5.000.000.
Selain itu ada juga tagihan pajak sewa Rp3.000.000 dan upah karyawan sebesar Rp8.000.000.
Maka arus kas operasional bisnis pada periode November 2022 adalah:
(Rp40.000.000 + Rp5.000.000) – (Rp3.000.000 + Rp8.000.000) = Rp34.000.000
Cash Flow dari Investasi
Selanjutnya arus kas dari investasi yang menunjukkan jumlah uang yang telah dikeluarkan atau dihasilkan perusahaan melalui kegiatan investasi selama periode akuntansi tertentu.
Investasi dalam hal ini termasuk pembelian aset, seperti peralatan, properti, pabrik (aset tetap dan aset jangka panjang).
Selain itu, arus kas dari investasi juga mencakup merger dan akuisisi perusahaan lain serta investasi surat berharga seperti saham dan obligasi.
Berikut rumus untuk menghitung arus kas dari investasi:
Arus kas investasi = Uang yang didapat dari penjualan aset serta jumlah yang dikumpulkan dari pinjaman – uang yang dikeluarkan untuk membeli aset dan pinjaman.
Misalnya, kas dari penjualan saham sebesar Rp40.000.000, serta penjualan obligasi sebesar Rp50.000.000.
Tapi, saat itu perusahaan juga melakukan investasi sebesar Rp60.000.000, maka, arus kas bisnis perusahaan dari investasi adalah:
(Rp40.000.000 + Rp50.000.000) – Rp60.000.000 = Rp30.000.000
Cash Flow dari Pembiayaan
Terakhir, ada jenis arus kas pembiayaan atau pendanaan, yaitu jumlah bersih pendanaan yang dihasilkan perusahaan selama periode waktu tertentu.
Pada intinya, arus kas dari aktivitas pembiayaan berujung pada proses pergerakan kas perusahaan melalui pemilik saham, investor, dan krediturnya.
Cash flow dari pembiayaan mencakup utang jangka panjang, ekuitas, dan dividen bisnis.
Untuk menghitung cash flow dari pembiayaan, gunakan rumus berikut ini:
Arus kas dari pembiayaan = kas yang diperoleh dari ekuitas – (pembayaran dividen +pembelian kembali ekuitas)
Contohnya, perusahaan memperoleh dana dari investor sebanyak Rp50.000.000 dan penjualan saham mencapai Rp80.000.000.
Namun, pada periode yang sama perusahaan juga punya kewajiban melunasi utang ke bank sejumlah Rp40.000.000. Maka, arus kas pendanaan bisnis adalah:
(Rp50.000.000 + Rp80.000.000) – Rp40.000.000 = Rp90.000.000
Cara Menghitung Cash Flow Bisnis
Setelah mengetahui jenis-jenis cash flow bisnis, kini saatnya memahami cara menghitungnya.
Cash flow dihitung dengan mengambil angka-angka dari setiap aktivitas di atas dan menambahkan atau menguranginya dari pendapatan bersih.
Jika hasil penghitungan arus kas di atas menunjukkan tanda negatif (-), maka saat memasukkannya ke dalam rumus, angkanya harus dikurangkan.
Sebaliknya, jika angka menunjukkan hasil yang positif (+), maka angkanya harus dijumlahkan.
Berikut rumus yang bisa digunakan untuk menghitung cash flow bisnis:
Laba Bersih +/- Aktivitas Operasi +/- Aktivitas Investasi +/- Aktivitas Pendanaan + Saldo Kas Awal = Saldo Kas Akhir
Jika mengambil angka dari contoh sebelumnya, maka hitungannya kira-kira seperti di bawah ini.
Misalnya, pada periode November 2022, perusahaan mendapat laba bersih sebanyak Rp20.000.000.
Selain itu, saldo pada periode sebelumnya (saldo awal) juga tersisa sebanyak Rp5.000.000.
Sementara itu, sebelumnya telah diketahui bahwa arus kas dari operasional sebesar Rp17.000.000, dari investasi sebesar Rp40.000.000, dan dari pendanaan Rp60.000.000.
Maka, saldo kas akhir bisnis pada periode November 2022 adalah sebagai berikut:
Laba bersih + Aktivitas Operasi + Aktivitas Investasi + Aktivitas Pendanaan + Saldo Kas Awal
Rp20.000.000 + Rp17.000.000 + Rp40.000.000 + Rp60.000.000 + Rp5.000.000
= Rp142.000.000
Jadi, jumlah saldo kas akhir atau net cash flow perusahaan pada periode November 2022 adalah sebesar Rp142.000.000.
Cara Mengatur Cash Flow Bisnis
Apakah cash flow dapat terus bernilai positif? Tentu saja tidak. Ada sejumlah hal yang perlu dilakukan agar arus kas perusahaan lebih stabil. Ikuti dua tips berikut agar dapat menciptakan cash flow yang positif.
- Mencatat anggaran
Yang pertama-tama harus dilakukan adalah mempersiapkan perusahaan dengan prediksi dan pencatatan pengeluaran bulanan secara rutin. Pengeluaran bulanan mencakup belanja kebutuhan, transportasi, cicilan, hingga biaya lainnya.
Anggaran yang telah dibuat ini berfungsi sebagai alat untuk merencanakan dan mendokumentasikan jenis pengeluaran yang akan dibayarkan.
- Buat laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan kunci dari kelancaran arus kas. Karena itu, pengusaha sebaiknya membuat laporan keuangan meskipun laporannya sederhana agar setiap arus keluar masuk setiap bulan tercatat dengan baik.
Terakhir, hitung sisa uangnya. Bandingkan pemasukan dan pengeluaran untuk menilai apakah cash flow positif atau negatif.
Nah itu dia pengertian cash flow, fungsi, dan cara mengaturnya bagi bisnis. Semoga dapat membantu arus kas selalu positif, ya! Jangan lupa untuk selalu melakukan evaluasi keuangan agar terkontrol uang masuk dan keluar dalam bisnis.